Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar penyakit menular terkemuka di
Amerika Serikat Anthony Fauci memperingatkan pencabutan
lockdown yang terlalu cepat dapat memicu wabah virus corona (
Covid-19) menjadi tak terkendali.
Kata-kata Fauci berseberangan dengan keinginan Presiden Donald Trump yang menginginkan langkah cepat pergerakan ekonomi setelah diterpa krisis virus corona.
Ilmuwan yang menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS itu mengatakan otoritas federal telah menjalankan pedoman tentang pencabutan segala pembatasan dengan memperhatikan penurunan kasus dalam 14 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika sebuah komunitas atau negara bagian atau wilayah tidak mematuhi pedoman dan membuka kembali [berbagai aktivitas], konsekuensinya bisa lebih serius," kata Fauci dalam sebuah panel Senat.
"Ada risiko nyata Anda akan memicu wabah yang mungkin tidak bisa dikendalikan, dan bahkan membuat Anda tidak bisa kembali memulihkan ekonomi," sambungnya.
Fauci pun menyatakan korban kematian virus corona di AS kemungkinan lebih tinggi daripada data resmi yang berada di angka 80.000-an. Hal tersebut dikarenakan banyak orang meninggal di rumah sebelum mendapat perawatan di rumah sakit.
Menurutnya antivirus Remdesivir yang baru-baru ini ditunjukkan untuk mempercepat pemulihan pasien Covid-19 tidak benar-benar ampuh.
Fauci justru mengatakan cukup optimistis dengan prospek vaksin dari plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Salah satunya dibuat sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan National Institutes of Health, tempat ia menjadi pejabat senior
Rencana pembukaan sekolah dan perguruan tinggi pada September juga dianggap terlalu cepat oleh Fauci yang memperkirakan baru bakal menguji kemanjuran vaksin pada Desember.
Kritik anggota parlemen dari Partai Republik, Rand Paul, yang menyetujui pembukaan sekolah karena tingkat kematian rendah pada anak-anak, lantas dibalas Fauci dengan peringatan agar orang-orang tidak berpikir bahwa anak-anak benar-benar kebal terhadap efek buruk Covid-19.
Gedung Putih telah menguraikan pendekatan untuk membantu pejabat membuka kembali kegiatan ekonomi sambil mengamati saran medis terkait pembatasan penyebaran virus.
AS tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak mencapai lebih dari 1,4 juta orang.
(ayp)
[Gambas:Video CNN]