Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 30 pekerja migran
India tewas pada Sabtu (16/5) waktu setempat dalam dua kecelakaan lalu lintas. Insiden itu terjadi di dua lokasi berbeda saat para pekerja tersebut hendak pulang kampung selama masa
lockdown yang ditetapkan pemerintah setempat untuk membendung penyebaran
virus corona (Covid-19).
Hakim lokal Abishek Singh mengatakan kecelakaan pertama terjadi di dekat restoran daerah Uttar Pradesh.
Singh, dalam laporan AFP mengatakan para pekerja mulanya menumpangi truk bermuatan bubuk kapur untuk pulang ke desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, truk mendadak oleng dan menabrak kendaraan lain yang terparkir di pinggir jalan. Singh memperkirakan saat itu pengemudi truk tak sengaja tertidur.
Dijelaskan juga kendaraan lain yang ditabrak truk itu membawa keluarga dan beberapa pekerja.
Perdana Menteri Narendra Modi dalam cuitan pada akun Twitternya mengatakan itu merupakan sebuah kecelakaan yang sangat tragis.
Kecelakaan lainnya diduga disebabkan seorang pengemudi mabuk. Kecelakaan ini terjadi di Madhya Pradesh, kala sebuah truk yang membawa pekerja terguling di daerah Maharashtra menurut pejabat setempat, Shashi Mishra.
Pada insiden kedua ini empat dari lima orang yang tewas merupakan wanita dan 17 lainnya terluka.
Lockdown di India dimulai sejak 25 Maret dan telah membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Banyak dari mereka yang memilih kembali ke daerah asalnya dengan berjalan ratusan kilometer dan menumpangi truk.
Insiden ini sekaligus menambah rentetan kasus tewasnya pekerja India selama masa 'penguncian' negara akibat virus corona (Covid-19).
Sebelumnya 16 pekerja migran tewas karena tertabrak kereta api ketika tertidur di rel akibat kelelahan.
Kasus corona di India per Sabtu (16/5) mencapai 85.940. Jumlah ini menjadikan India sebagai negara kedua di Asia yang memiliki kasus positif corona terbanyak melampaui China.
Data statistik Worldometers menempatkan Iran pada urutan pertama sebagai negara tertinggi kasus corona 116.635 orang dengan 6.902 kematian dan 91.836 pasien dinyatakan sembuh.
Sementara China yang berada di urutan ketiga hingga kini memiliki 82.941 kasus dan 4.633 kematian.
(ryh/afp/wis)
[Gambas:Video CNN]