Jakarta, CNN Indonesia --
China marah dan menganggap
Amerika Serikat mencoreng nama baik dengan menuduh mereka mencuri riset tentang pengembangan vaksin
virus corona.
Tuduhan itu semakin meningkatkan tensi hubungan dua negara adikuasa selama pandemi Covid-19 setelah sebelumnya perang kata-kata terkait asal mula virus corona.
"China menyampaikan ketidakpuasan dan menentang keras penodaan semacam itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam jumpa pers reguler, Kamis (14/5) seperti dikutip dari
AFP.
Pada Selasa lalu Badan Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) menuding China mencoba mencuri riset tentang pengembangan vaksin virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
New York Times dan
Wall Street Journal mewartakan FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana mengeluarkan peringatan atas peretasan yang dilakukan China terkait pengembangan vaksin virus corona.
China disebut mengerahkan peretas yang menyasar informasi dan kekayaan intelektual terkait perawatan dan pengujian virus corona.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Namun Zhao membantahnya. Dia, justru menuding balik AS yang pernah melakukan pencurian siber.
"Dilihat dari catatan masa lalu, AS telah melakukan operasi pencurian siber terbesar di seluruh dunia," kata Zhao.
Dalam kesempatan itu, Zhao menegaskan bahwa Beijing telah meraih pencapaian yang signifikan dalam perang melawan pandemi virus corona.
Kata dia, China juga memimpin dunia dalam penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19, dan karenanya memiliki lebih banyak alasan untuk khawatir tentang spionase dunia maya itu sendiri.
Dia menambahkan bahwa China telah menindak peretasan siber, dan mengajak dunia mengutuk setiap serangan siber yang menghambat perjuangan global melawan pandemi virus corona.
Zhao juga meminta Presiden AS Donald Trump berhenti menyebut Covid-19 sebagai wabah dari China.
Menurut dia, daripada menyalahkan dan mendiskreditkan pihak lain, lebih baik AS fokus pada upaya pencegahan dan penanganan pandemi di negara sendiri.
Virus corona mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan, China. Diduga virus itu berasal dari hewan lalu menular kepada manusia.
Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara. Hingga kini Covid-19 telah menginfeksi 4.527.811 orang di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 1.706.174 dinyatakan sembuh dan 303.438 pasien meninggal dunia.
(dea)
[Gambas:Video CNN]