Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald
Trump berencana memperpanjang pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan
Amerika Serikat demi mengendalikan penyebaran
virus corona (Covid-19).
Hal itu disampaikan dua pejabat Gedung Putih yang terlibat dalam pembicaraan terkait hal tersebut dengan Trump.
Rencana perpanjangan pembatasan ini muncul ketika pemerintahan Trump tengah bersiap membuka kembali perekonomian dan aktivitas bisnis Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir
CNN, perpanjangan pembatasan ini dinilai memperlihatkan bahwa pemerintah federal AS belum benar-benar siap melonggarkan aturan terkait pencegahan virus corona.
Sebab, sejauh ini lonjakan kasus virus corona dan angka kematian baru masih terus ditemukan di AS dalam beberapa waktu terakhir.
AS memang tak sendiri. Sejumlah negara termasuk tetangga seperti Kanada dan Meksiko juga turut menerapkan pembatasan akses keluar masuk negara terutama bagi orang asing.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Seorang juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri menuturkan AS sangat menghargai upaya Kanada dan Meksiko tersebut.
"Meski keputusan belum dibuat, selama diperlukan AS akan terus mempertahankan pembatasan saat ini bagi para pelancong yang melintasi perbatasan tanah kami untuk tujuan yang tidak begitu penting," kata jubir tersebut.
Pekan lalu, pelaksana tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri, Chad Wolf, mengatakan larangan masuk di perbatasan akan berakhir pada 21 Mei mendatang dan kemungkinan akan diperpanjang dan diperluas lagi.
"Kami kemungkinan akan memperluas larangan-larangan ini di saat sejumlah gubernur negara bagian berencana membuka kembali wilayah mereka. Kami tengah mempertimbangkan ini," ucap Wolf.
Pembatasan perjalan di perbatasan utara dan selatan AS merupakan salah satu kebijakan yang diterapkan Trump dalam menanggulangi penularan corona di Negeri Paman Sam.
Aturan tersebut memungkinkan pemerintah mengusir dan mendeportasi para imigran yang ditahan di perbatasan lebih cepat lagi. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di antara pejabat AS. Beberapa pihak menganggap aturan ini didorong oleh motivasi politik.
Sebab, selama ini Trump memang berupaya membendung gelombang imigran masuk ke AS.
Sejumlah kelompok pemerhati hak imigran, advokat, hingga ahli kesehatan menilai bahwa pembatasan akses masuk di perbatasan tampaknya ditujukan untuk menyetop keluar masuk imigrasi, bukan untuk melayani kesehatan masyarakat akibat pandemi.
Berdasarkan data
Worldometer per Selasa (19/5), AS masih menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia. AS mencatat memiliki 1.550.294 kasus positif corona dengan 91.981 kematian.
(rds/dea)
[Gambas:Video CNN]