Myanmar Catat 191 Kasus Corona dalam Dua Bulan

CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2020 03:30 WIB
Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 terhadap sejumlah pedagang di Pasar Botania 2, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (15/5/2020). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di sejumlah pasar tradisional. ANTARA FOTO/M N Kanwa
Ilustrasi. Myanmar melaporkan 191 kasus infeksi virus corona hingga Selasa (19/5). (Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar melaporkan infeksi virus corona hingga Selasa (19/5) mencapai 191 kasus. Sekitar tiga kasus baru di antaranya dilaporkan bertambah dalam tempo sehari terakhir.

Mengutip Xinhua, pihak kementerian mencatat dua pasien yang terinfeksi virus diketahui berasal dari negara bagian Kayin dan Thanintharyi.

Semua pasien positif corona saat ini dalam proses karantina selama 14 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Myanmar melaporkan 101 pasien yang sempat terinfeksi corona saat ini telah sembuh. Sementara angka kematian akibat corona sebanyak enam orang.

Dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, Laos dan Myanmar menjadi negara yang baru melaporkan adanya infeksi corona dalam tempo dua bulan terakhir.

Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Insert Artikel - Waspada Virus Corona

Pada 23 Maret lalu Kemenkes Myanmar mengonfirmasi dua kasus infeksi corona pertama.

Kedua pasien pertama yang terinfeksi corona diketahui sebagai seorang pria yang baru kembali dari Amerika Serikat dan satu laki-laki yang pulang dari Inggris.

"Kami akan menginvestigasi semua orang yang berhubungan dekat dengan kedua pria ini," demikian pernyataan Kemenkes Myanmar seperti dikutip AFP.

Pengumuman itu langsung memicu kepanikan warga yang segera menyerbu supermarket di Yangon, padahal daerah itu sebelumnya sangat tenang.

Sejumlah pihak sempat meragukan klaim Myanmar yang sama sekali nihil laporan kasus corona. Terlebih letak geografis Myanmar yang berbatasan langsung dengan China dan sanitasi di negara itu juga belum berkembang. (xinhua/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER