Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 15 ribu pengungsi
Rohingya kini berada dalam karantina
Covid-19 di kawasan kamp besar di Bangladesh. Pejabat setempat menyatakan kasus positif dipastikan naik menjadi 29.
Sejumlah pakar kesehatan telah lama memperingatkan bahwa virus bisa menerjang kawasan pemukiman padat yang menampung hampir satu juta warga Rohingya itu.
Pejabat setempat juga telah membatasi pergerakan ke area tersebut sejak April lalu. Namun kasus pertama dari kamp itu baru terdeteksi pertengahan Mei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada kasus terinfeksi yang kritis. Kebayakan tidak menunjukkan gejala. Kami masih membawa mereka di pusat isolasi dan mengarantina keluarga mereka," kata Toha Bhuiyan, pejabat kesehatan senior Bangladesh di kawasan Cox's Bazar kepada AFP.
Ia menyebut jalanan sempit ke tiga wilayah dari kamp tersebut yang merupakan lokasi sebagian besar kasus terinfeksi, telah ditutup oleh pemerintah setempat.
Bhuiyan juga mengatakan sebanyak 15 ribu warga Rohingya yang berada dalam wilayah yang diblokade tersebut juga menerima pembatasan pergerakan.
Keputusan itu datang setelah relawan mengungkapkan kekhawatiran mereka telah terinfeksi di kamp tersebut karena bekerja tanpa perlindungan yang memadai.
Dua daerah yang diisolasi berada di kamp Kutupalong yang menampung 600 ribu warga Rohingya.
"Kami mencoba meningkatkan jumlah pengujian secepat mungkin untuk memastikan bahwa kami dapat melacak seluruh orang terinfeksi dan kontak mereka," kata Bhuiyan.
Ia menambahkan, tujuh pusat isolasi dengan kapasitas merawat lebih dari 700 pasien Covid-19 juga telah dipersiapkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Cox's Bazar Mahbubur Rahman menyebut pihaknya berharap pekan ini mereka bisa meningkatkan angka pengujian harian yang mencapai 188 menjadi dua kali lipatnya.
Rahman menyebut pembatasan masuk kawasan pengungsian lebih lanjut telah diberlakukan, dengan karantina 14 hari untuk semua orang yang datang dari Dhaka.
"Kami amat khawatir karena kamp Rohingya merupakan kawasan amat padat penduduk. Kami menduga penularan antar manusia telah terjadi," kata Rahman.
Sementara itu, Bangladesh hingga Senin (25/5) telah mencatat lonjakan rekor kasus harian dengan temuan 1.975 kasus positif baru. Dengan angka itu, kasus positif di Bangladesh mencapai 35.585 dengan 501 kematian.
(afp/end)
[Gambas:Video CNN]