Jakarta, CNN Indonesia -- Militer
Amerika Serikat menuding
Rusia mengerahkan
jet tempur yang disamarkan ke Libya untuk mendukung tentara bayaran mereka yang berperang membela Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar.
Komando militer AS untuk Afrika (Africom) pada Selasa (26/5) mengatakan, sebelum ke Libya, pesawat-pesawat tempur itu transit dulu di Suriah untuk dicat ulang guna menyamarkan asal Rusia.
Tidak dijelaskan kapan jet-jet tersebut diterbangkan, hanya disebutkan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tindakan tersebut kemungkinan akan menjadi pelanggaran terbaru terhadap embargo senjata PBB atas pengiriman ke Libya.
Africom memposting foto-foto pesawat Rusia di Twitter, termasuk beberapa jet MiG-29 Fulcrum dan Su-35 Flankers yang diparkir di pangkalan udara.
Ketika konfirmasi oleh
AFP, kementerian pertahanan Rusia mengatakan "tidak berkomentar saat ini."
Namun Andrei Krasov, anggota komite pertahanan di majelis rendah parlemen Rusia, menolak tuduhan itu dan mengatakannya sebagai berita palsu.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan kembali perlunya gencatan senjata segera dan "dialog konstruktif" di Libya.
"Kami telah meminta semua pihak yang terlibat, yaitu Rusia dan Turki dan lainnya, untuk menghentikan tindakan mereka di sana. Kami ingin Libya yang aman dan stabil," kata Krasov.
Keterlibatan tentara bayaran Rusia dalam konflik Libya telah terbongkar dalam laporan PBB yang sempat bocor ke publik bulan lalu. Tetapi Kremlin selalu membantah terlibat dalam konflik.
PBB mengatakan bahwa Kelompok Wagner, perusahaan militer swasta Rusia yang dianggap dekat dengan Presiden Vladimir Putin, telah mengirim tentara untuk mendukung Haftar.
Laporan yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB itu memperkirakan ada sekitar 800 dan 1.200 tentara bayaran Wagner di Libya.
"Sudah terlalu lama, Rusia membantah sepenuhnya keterlibatannya dalam konflik Libya yang sedang berlangsung. Yah, tidak ada yang membantahnya sekarang," kata Jenderal Angkatan Darat AS Stephen Townsend dalam pernyataan Africom.
Sebelumnya pemerintah Libya yang diakui PBB mengatakan ratusan tentara bayaran Rusia telah dievakuasi dari zona tempur di selatan ibu kota Tripoli.
Libya berada dalam kondisi kacau balau sejak penggulingan diktator Moamer Kadhafi yang didukung NATO pada 2011 lalu. Penggulingan itu menyebabkan timbulnya sejumlah faksi membingungkan yang sama-sama berusaha untuk memegang kendali.
Pasukan Haftar diketahui mendukung pemerintah saingan yang berbasis di Libya timur dan menolak mengakui pemerintah yang didukung oleh PBB pimpinan Fayez al-Sarraj.
(dea)
[Gambas:Video CNN]