Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara mengancam membatalkan perjanjian militer dengan
Korea Selatan yang diteken pada 2018 lalu kecuali Seoul menghentikan aktivitas yang kerap menerbangkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan.
Tak hanya itu, pemerintahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un juga mengancam akan menutup kantor penghubung antara Seoul-Pyongyang di perbatasan.
Ancaman itu diutarakan adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo Jong, yang selama ini digadang-gadang menjadi kandidat kuat penerus sang kakak dalam memerintah negara terisolasi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak berwenang Korea Selatan akan dipaksa membayar dengan mahal jika mereka membiarkan situasi ini berlanjut dengan berbagai alasan," kata Kim Yo-jong melalui sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita pemerintah,
KCNA, pada Kamis (4/6).
Kim Yo-jong menyebut para aktivis anti-Pyongyang itu sebagai "sampah manusia" dan "anjing yang menyerupai sampah". Para aktivis itu sebagian merupakan mantan warga Korut yang membelot ke selatan.
Kim Yo-jong menuturkan sudah waktunya bagi pemerintah Korea Selatan untuk menindak tegas tindakan para aktivis tersebut.
Dilansir
AFP, ia juga mengancam bahwa Korut akan menarik diri secara permanen dari proyek kerja sama dengan Korsel, termasuk Kaesong Industrial Park dan wisata Gunung Kumgang jika Seoul tak juga melakukan sesuatu menindak para aktivis tersebut.
Pakta perjanjian militer kedua negara diteken oleh Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada 2018. Perjanjian itu disepakati demi meredakan ketegangan di perbatasan dan memulihkan hubungan antara Seoul-Pyongyang.
Namun, sebagian besar isi perjanjian belum ditepati Pyongyang menyusul kegagalan pertemuan tingkat tinggi ketiga antara AS-Korut di Vietnam pada 2019 lalu yang disokong oleh Korsel.
Akibat pandemi virus corona (Covid-19), operasi kantor penghubung Korut-Korsel di perbatasan juga ditangguhkan sementara.
(rds/dea)
[Gambas:Video CNN]