Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi
demontrasi damai melawan rasisme terkait insiden
George Floyd di Whitehall, Downing Street di pusat kota London berubah menjadi aksi kekerasan, Sabtu (6/6) malam.
Kepala Polisi Inggris, Dame Cressida mengatakan ada 14 personel polisi yang terluka dalam bentrokan tersebut. Sebelumnya, juga tercatat 13 personel juga terluka dalam aksi.
"Saya sangat sedih dan tertekan karena sebagian kecil pengunjuk rasa melakukan kekerasan terhadap petugas di pusat London kemarin malam," katanya, Minggu (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, 14 orang telah ditangkap dan akan menjalani proses hukum.
"Petugas menunjukkan kesabaran dan profesionalisme yang luar biasa sepanjang hari yang panjang dan sulit, dan saya berterima kasih kepada mereka untuk itu," ujarnya.
Koresponden
Sky News, Mark White menuturkan saat kejadian ada sekitar 400 hingga 500 orang berkumpul. Selanjutnya, massa mulai melemparkan botol dan benda-benda lain ke arah polisi.
Petugas kepolisian sempat memukul mundur massa menggunakan kendaraan. Di sisi lain, seorang petugas kepolisian terjatuh dari kudanya setelah menabrak lampu lalu lintas saat kerusuhan sedang berlangsung.
Bentrokan akhirnya mereda, namun sebagian besar pengunjuk rasa dan petugas kepolisian tetap berada di tempat kejadian.
Sementara itu, Wali Kota London Sadiq Khan memuju aksi damai para demonstran, namun mengkritik aksi kekerasan yang mereka lakukan.
"Kepada sebagian kecil yang kejam dan melemparkan botol-botol kaca dan menyalakan api, kalian membahayakan aksi protes yang aman dan damai dan mengecewakan penyebab penting ini," tuturnya.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel mengatakan kekerasan terhadap personel kepolisian tidak dapat diterima dan memberikan dukungan penuh kepada kepolisian.
"Aksi protes harus damai dan sesuai dengan aturan jarak sosial. Kekerasan terhadap seorang polisi benar-benar tidak dapat diterima setiap saat," ucap Patel dalam cuitannya.
George Floyd meninggal setelah mengalami tindak kekerasan oleh anggota kepolisian Minneapolis, dengan dalih melawan ketika ditangkap pada 25 Mei lalu.
Setelahnya slogan Black Live Master kini ramai disuarakan dalam aksi unjuk rasa untuk mengkritik sikap diskriminasi rasial di AS.
Sementara itu di Perancis, aksi protes serupa juga digelar Sabtu (6/6). Para demonstran di Perancis membawa papan bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd". Papan lain bertulis "Rasisme juga pandemik" dan "Terlahir hitam bukan sebuah kejahatan", seperti dilansir
CNN.
Para demonstran melakukan aksi tersebut didepan kedutaan besar Amerika Serikat. Sementara sebagian demonstran lain berkumpul di Champs de Mars di depan menara Eiffel.
Otoritas Perancis telah melarang aksi tersebut mengingat perlunya dilakukan jarak sosial terkait dengan penyebaran Covid-19. Pada Sabtu pagi, kedutaan AS dijaga barikade untuk mencegah akses publik.
(dis/eks)
[Gambas:Video CNN]