Diduga Picu Kebakaran di RS Corona, Ventilator Rusia Ditarik

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 21:08 WIB
Medical workers wearing special suits to protect against coronavirus perform tracheal intubation of a coronavirus patient being on artificial lung respiration at an intensive care unit of the Filatov City Clinical Hospital in Moscow, Russia, Friday, May 15, 2020. Russian capital, with a population of more than 12 million, accounts for half of the country's more than 262,000 reported infections. (AP Photo/Pavel Golovkin)
Ilustrasi virus corona di Rusia. (AP/Pavel Golovkin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pabrik di Siberia menarik model ventilator Aventa-M dari semua rumah sakit di Rusia, setelah dua mesin alat bantu pernapasan itu terbakar di rumah sakit penanganan virus corona bulan lalu.
 
Pada awal Mei, dua ventilator terbakar di bangsal rumah sakit di St. Petersburg dan Moskow, kejadian ini menewaskan enam orang. Beberapa hari setelah insiden, badan pengawas Rusia menangguhkan penggunaan model ventilator Aventa-M.
 

Kantor berita pemerintah RIA Novosti melaporkan pada Rabu (10/6), perusahaan yang memproduksi ventilator, KRET telah memulai pemeriksaan tambahan terhadap ventilator itu dan mengatakan akan mengembalikannya ke rumah sakit setelah diperbaiki.
 
Aventa-M adalah ventilator andalan yang diproduksi KRET. KRET sendiri merupakan bagian dari perusahaan pertahanan milik negara dan produsen teknologi tinggi Rostec.
 

Menurut kontrak pemerintah, tahun ini seharusnya KRET memasok total 6.711 ventilator ke rumah sakit regional Rusia. Pada April, KRET mengatakan telah meningkatkan kapasitas produksi dari 10 ventilator menjadi 100 ventilator dalam sehari.
 
Rusia mengirim beberapa model Avena-M ke Amerika Serikat pada awal April.
 

Menyusul insiden di rumah sakit Rusia, juru bicara Badan Manajemen Darurat Federal mengatakan kepada CNN bahwa ventilator itu tidak pernah digunakan lagi dan akhirnya dikembalikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER