KILAS INTERNASIONAL

Tersangka Kasus George Floyd sampai Relasi Australia-China

CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2020 07:38 WIB
Pallbearers recess out of the church with the casket following the funeral for George Floyd on Tuesday, June 9, 2020, at The Fountain of Praise church in Houston. (Godofredo A. Vásquez/Houston Chronicle via AP, Pool)
Proses pemakaman jenazah korban kekerasan polisi di Amerika Serikat, George Floyd. (AP/Godofredo A. Vásquez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (11/6) kemarin. Mulai dari seorang tersangka kasus pembunuhan George Floyd bebas sampai Australia menyatakan tidak gentar dengan tekanan China. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.

1. Satu Tersangka Pembunuhan George Floyd Bebas dengan Jaminan

Seorang mantan anggota kepolisian Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Thomas Lane (37), yang menjadi tersangka atas kematian George Floyd dilaporkan saat ini bebas dari tahanan dengan jaminan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir CNN, Kamis (11/6), Lane sempat ditahan lembaga pemasyarakatan Hennepin County. Status hukumnya diperoleh dari data yang tercantum di dalam situs lapas tersebut.

Menurut kuasa hukum Lane, Earl Gray, kliennya baru empat hari bekerja sebagai anggota Kepolisian Minnesota saat peristiwa itu terjadi. Gray mengatakan saat kejadian Lane memang membantu memegang kaki Floyd yang sempat meronta dan dinilai melawan saat ditangkap.

[Gambas:Video CNN]

Akan tetapi, kata Gray, Lane mengatakan dia sempat menyarankan kepada Derek Chauvin yang menindih leher Floyd untuk membaringkan badan tersangka.

"Dia (Lane) tidak diam saja. Dia memegang kaki karena Floyd melawan. Saat itu dia mengatakan kepada Chauvin apakah harus membaringkan badannya? Karena dia bilang tidak bisa bernapas. Namun Chauvin mengatakan tidak," ujar Gray.

2. RI Tolak Negosiasi soal LCS

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia menolak bernegosiasi atas klaim China terhadap Laut China Selatan (LCS).

Dia menegaskan posisi Indonesia di wilayah perairan tersebut konsisten berdasarkan norma internasional yang tertuang dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) tahun 1982.

Dalam konferensi pers yang berlangsung Kamis (11/6), Menlu Retno mengatakan, Indonesia tidak memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China, sehingga tidak relevan untuk melakukan dialog tentang batas kemaritiman mengenai pembatasan.

"Di Laut China Selatan, Indonesia memiliki klaim tumpang tindih (terkait) perbatasan maritim hanya dengan Malaysia dan Vietnam," kata Retno.

"(Namun) Indonesia tidak menegosiasikan batas perairan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan kedua negara (tersebut)," tutur dia.

3. Terus Ditekan China, Australia Tegaskan Tak Akan Takut

Perdana Menteri Scott Morrison menegaskan bahwa Australia tidak akan terintimidasi oleh ancaman ekonomi dari China. Hal itu diungkapkan setelah China mengancam akan melarang wisatawan dan pelajar mereka memasuki Australia.

Dilansir dari AFP pada Kamis (11/6), Beijing telah mengeluarkan peringatan yang meminta warga mereka menghindari Australia karena khawatir akan rasisme yang menargetkan etnis Asia selama pandemi virus corona.

[Gambas:Video CNN]

Tuduhan itu merupakan langkah terbaru dalam sengketa diplomatik yang telah lama terjadi antara Australia dan China. Perdana Menteri Scott Morrison menepis tuduhan perlakuan rasial terhadap orang China dan menyebutnya sebagai sampah.

"Ini pernyataan konyol dan ditolak. Kami memiliki hubungan perdagangan yang penting dengan China dan saya ingin melihat (hubungan) itu berlanjut," kata Morrison saat wawancara di radio. (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER