Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Australia Scott Morrison meminta maaf atas ucapannya yang menyebut tidak ada
perbudakan di negaranya. Ucapan tersebut memancing kemarahan publik dan ia dituduh mengabaikan sejarah kerja paksa di Australia.
Morrison mengatakan, ucapannya tersebut merujuk secara khusus pada fakta bahwa koloni Australia pertama di New South Wales, dibangun tanpa penggunaan tenaga kerja budak secara luas.
"Komentar saya tidak dimaksudkan untuk menyinggung, dan jika itu terjadi, saya sangat menyesal dan meminta maaf," katanya dalam sebuah konferensi pers di Canberra, seperti dikutip dari
CNN, Jumat (12/6).
"Saya hanya mencoba menegaskan bahwa Australia, ya, kami memiliki masalah dalam sejarah kami, kami telah mengakui mereka. Saya telah mengakui mereka, dan kami perlu mengatasinya," ucap dia.
Morrison membuat pernyataan yang memicu kemarahan itu saat wawancara radio pada Kamis. Saat itu ia membahas protes Black Lives Matter di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, serta seruan untuk menghapus patung penjelajah Inggris James Cook, yang kedatangannya di Australia membuka jalan bagi koloni Eropa pertama.
"Nenek moyang saya berada di Armada Pertama dan Kedua. Itu adalah tempat yang sangat brutal, tetapi tidak ada perbudakan di Australia," kata Morrison dalam wawancara itu.
Komentar Morrison itu muncul setelah ribuan orang turun ke jalan-jalan di kota-kota Australia selama akhir pekan lalu dalam sebuah unjuk rasa solidaritas dengan protes Black Lives Matter AS dan menyerukan perlakuan yang lebih baik terhadap penduduk asli Australia.
Morrison memperingatkan masyarakat agar tidak menghadiri demonstrasi dalam mendukung kesetaraan ras. Ia beralasan hal tersebut menentang saran kesehatan di tengah pandemi virus corona.
"Bukan tentang masalah ini, ini tentang kesehatan dan kesejahteraan rakyat dan saya akan mendesak warga Australia untuk menghormati itu dengan tidak menghadiri acara-acara itu," kata Morrison.
"Saya tidak percaya seharusnya ada standar ganda. Orang Australia telah membuat pengorbanan besar untuk membawa kita ke sini hari ini," kata dia.
Pada Kamis, Mahkamah Agung New South Wales juga mengeluarkan perintah yang melarang pawai Sydney yang dijadwalkan akan dilakukan pada Sabtu karena alasan kesehatan dan penguncian wilayah atau
lockdown.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(yoa/dea)
[Gambas:Video CNN]