Mahahtir Sebut Bencana jika Trump Menang Pilpres AS Lagi

CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2020 09:53 WIB
FILE - In this May 9, 2018, file photo, former Malaysian strongman Mahathir Mohamad shows his finger that is marked in ink after voting for the general election in Alor Setar, state capital of Kedah, northern Malaysia. Malaysia's king accepted Mahathir's shocking resignation Monday, Feb. 24, 2020, that came in tandem with plans by his supporters to team up with opposition parties to form a new government and foil the transition of power to his named successor, Anwar Ibrahim. (AP Photo/Andy Wong, File)
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menganggap bencana jika Donald Trump terpilih kembali dalam pilpres AS. (AP/Andy Wong)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menganggap bencana jika Donald Trump terpilih kembali dalam pemilihan presiden Amerika Serikat November mendatang.

Menurut Mahathir, AS di tangan Trump selama ini telah memperburuk ketegangan dan stabilitas global, terutama terkait persaingan antara Negeri Paman Sam dan China.

"Saya tidak pernah berpikir dia (Trump) akan menang, tetapi ternyata dia menang. Sekarang orang-orang mengatakan masih ada banyak yang akan mendukungnya. Ini akan menjadi bencana," kata Mahathir saat diwawancarai This Week in Asia pada pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Mahathir menyatakan dukungannya terhadap rival Trump di pemilu dari Partai Demokrat, Joe Biden. Ia menganggap Biden, mantan wakil presiden AS era Barack Obama, merupakan sosok yang "lebih masuk akal" menjadi seorang pemimpin AS terutama dalam menyikapi masalah rasisme yang kembali mencuat belakangan ini di Amerika.


"Saya tidak tahu apakah dia akan terpilih kembali, tetapi saya berharap Biden akan berbeda dari dia (Trump). Saya mengatakan ke kerabat saya dari AS bahwa saya mendukung Biden (walaupun) saya tidak punya hak memilih," ujar Mahathir.

Mahathir juga mendukung China yang selama ini disalahkan AS atas pandemi virus corona (Covid-19) yang menyebar ke seluruh dunia. Trump menganggap China harus bertanggung jawab atas pandemi yang telah menular ke lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia itu.

Namun, Mahahtir mengakui bahwa China seharusnya bisa menangani situasi dan penyebaran virus corona lebih baik lagi di awal penyebaran.


Meski mengakui negaranya tidak memiliki sistem politik yang sempurna, Mahathir merasa bingung melihat Gedung Putih di bawah kepemimpinan Trump.

"Anda tahu kan, dia (Trump) memecat semua staf yang tidak sejalan dengannya. Kedengarannya sikap itu seperti negara Dunia Ketiga. Di Malaysia mungkin kita melakukan hal itu, kita tidak suka staf lalu memecatnya. Tapi ini Amerika, sangat, sangat liberal dan toleran. Tetapi hal-hal seperti itu terjadi," kata dia seperti dilansir The South China Morning Post.

Terkait demonstrasi anti-rasisme yang tengah berlangsung di AS, Mahathir mengatakan ia terkejut ketika Trump pada pekan lalu menganggap salah satu pedemo lansia yang terluka parah setelah didorong polisi merupakan penyabotase yang terkait dengan gerakan protes sayap kiri, Antifa.


Trump juga menganggap pria 75 tahun bernama Martin Gugino itu berpura-pura terluka.

"Bagaimana Anda bisa mengatakan hal itu? Anda harus memiliki bukti yang jelas. Apakah (Gugino) benar-benar berpura-pura atau apakah yang sebenarnya terjadi? Seluruh media mengatakan insiden itu benar-benar nyata," kata Mahathir. (rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER