Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan pesawat nirawak atau
drone di barat laut
Suriah dilaporkan menewaskan dua komandan kelompok yang berafiliasi dengan
Al Qaeda pada Minggu (14/6).
Kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan serangan yang terjadi di Idlib itu menewaskan seorang komandan militer asal Yordania dan komandan kelompok Hurras al-Deen.
Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, mengatakan serangan
drone itu menerjang sebuah mobil yang tengah dikendarai mereka hingga tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat sekitar tiga juta orang yang tinggal di wilayah Idlib saat ini.
Wilayah itu kini dikuasai oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpin mantan afiliasi Al Qaeda Suriah. Namun, kelompok militan lain termasuk Hurras Al-Deen dan kelompok pemberontak lainnya juga banyak berbasis di wilayah itu.
Pada 2019, pasukan Amerika Serikat meluncurkan beberapa serangan militer terhadap kelompok militan dan pemberontak di Provinsi Idlib.
Rahman mengatakan serangan
drone pada akhir pekan lalu itu juga kemungkinan dilakukan oleh pasukan AS.
Namun, dilansir
AFP, juru bicara koalisi internasional yang dipimpin AS menyatakan pasukannya tidak meluncurkan serangan udara ke barat laut Suriah dalam beberapa pekan terakhir.
Selain AS, kelompok militan di Idlib juga menjadi target serangan udara rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan sekutunya, Rusia.
Namun, gencatan senjata yang digagas Rusia dan pemberontak Rusia sejak Maret lalu membuat angkatan bersenjata Rusia dan Suriah terpaksa angkat kaki dari Idlib.
Perang sipil di Suriah yang berlangsung sejak 2011 telah menewaskan lebih dari 380 ribu orang dan membuat setengah populasi negara di Timur Tengah itu telantar dan menjadi pengungsi.
(rds/dea)
[Gambas:Video CNN]