Menlu Australia Tuduh China Tebar Rasa Takut saat Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 13:04 WIB
Australian Foreign Minister Marise Payne speaks at a joint press conference with Britain's Foreign Secretary Dominic Raab (not pictured) in Canberra on February 6, 2020. - Raab is on a two day official visit to hold talks on bilateral issues with Australian officials. (Photo by Andrew Taylor / AFP)
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menuduh China menyebarkan ketakutan dan perpecahan karena virus corona. (AFP/ANDREW TAYLOR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menuduh China menyebarkan ketakutan dan perpecahan karena virus corona (Covid-19), serta juga menuduh Rusia dan Turki telah menebarkan informasi keliru tentang penyakit tersebut.

Dilansir AFP, Kamis (18/6), tuduhan itu disampaikan Payne dalam pidato pada Selasa (16/6) lalu di Universitas Nasional Australia di Canberra.

Payne mengatakan Covid-19 seolah menjadi lahan subur bagi penyebaran hoaks. Dia juga menyoroti sikap Twitter dalam mengungkap peran yang dimainkan Rusia, China, dan Turki di platform media sosial tersebut.

"Twitter mengungkap lebih dari 32.000 akun yang berhubungan dengan negara, yang dikaitkan dengan Rusia, China, dan Turki," kata Payne.


"Bagi kami, itu meresahkan di mana beberapa negara menggunakan pandemi untuk melemahkan demokrasi liberal untuk mempromosikan cara mereka yang lebih otoriter," tambah Payne.

Payne juga menyebut peringatan yang disampaikan China supaya warga mereka tidak bepergian ke Australia karena potensi sikap rasisme sebagai sebuah disinformasi.

"Pada saat seperti ini, yang kita butuhkan adalah kerja sama dan pengertian," kata Payne.

Payne mengajak agar semua negara mendukung lembaga global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melawan wabah informasi sesat (infodemi) saat pandemi.

"Kami akan mendukung melalui (penjabaran) fakta dan transparansi, yang didukung oleh nilai-nilai demokrasi liberal yang akan terus kami promosikan di dalam dan luar negeri," ujar Payne.


Ketegangan antara China dan Australia terus meningkat sejak Negeri Kanguru mendesak penyelidikan internasional tentang asal-usul dan penanganan wabah virus corona di China.

Sejak itu China mengambil langkah pembalasan, termasuk menetapkan tarif terhadap impor gandum perdagangan dari Australia dan mencegah warganya mengunjungi negara itu.

Wisatawan China adalah turis asing terbesar yang mengunjungi Australia. Begitu juga dengan mahasiswa asal China yang kuliah di Negeri Kanguru dan menjadi salah satu sumber pendapatan negara tersebut.

Payne mengakui bahwa Australia mungkin telah menargetkan diri sendiri dengan menyatakan pendapat soal penyelidikan virus corona. Namun, menurut Payne, hal itu dilakukan untuk kepentingan jangka panjang Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]


"Ada waktu untuk mengejar diplomasi secara diam-diam di belakang layar, tapi juga ada waktu untuk menyuarakan keprihatinan kami dan meyakinkan orang lain tentang perlunya (sebuah) tindakan," kata Payne.

(ans/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER