Pemerintah Prancis menyatakan telah memulangkan 10 anak-anak dari warga negaranya yang bergabung dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS) dari Suriah.
Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron menuturkan 10 anak-anak tersebut dipulangkan dari salah satu kamp pengungsi di timur laut Suriah.
"Prancis telah melakukan pemulangan penuh 10 anak di bawah umur yang merupakan warga Prancis, yatim atau karena kasus kemanusiaan, yang berada di kamp-kamp pengungsi di timur laut Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Prancis melalui sebuah pernyataan pada Senin (22/6).
Kemenlu Prancis mengatakan anak-anak tersebut kini telah diserahkan ke badan peradilan Prancis dan kini dirawat. Saat ini, anak-anak tersebut berada dalam tanggung jawab Kementerian Sosial Prancis.
Dilansir AFP, Kemenlu Prancis tak memberikan rincian tentang orang tua dari 10 anak tersebut.
Sejauh ini, pemerintahan Macron telah menjemput pulang 28 anak warga negaranya yang terjebak di Suriah. Puluhan anak itu korban dari para orang tua mereka yang berbaiat dan mendukung ISIS di Suriah.
Hingga saat ini, pemerintah Prancis mencatat ada ratusan warganya yang kabur ke Suriah untuk berperang mendukung ISIS.
Pemulangan anak-anak teroris ISIS ini dilakukan Prancis ketika para pegiat hak asasi manusia mendesak pemerintahan Macron segera membawa pulang warga yang terjebak di Suriah, terutama anak-anak yang dibawa orang tua mereka ke zona konflik.
Sejauh ini, sejumlah pihak memperkirakan masih ada sekitar 300 anak warga Prancis yang berada di kamp-kamp di Suriah. Ratusan anak itu diperkirakan masih bersama orang tua mereka.
Prancis berkeras akan memproses hukum para warganya yang mendukung ISIS jika dipulangkan.
Kemenlu Prancis menuturkan pemulangan anak-anak terduga teroris ISIS berhasil dilakukan atas bantuan kelompok Kurdi di Suriah yang selama ini mengelola kamp-kamp pengungsian dan menahan para anggota ISIS.
Selain warga Prancis, sebanyak 12 ribu warga asing pendukung ISIS masih ditahan di tiga kamp pasukan Kurdi yang berlokasi di Al-Hol, Suriah. Dari belasan ribu warga asing itu sebanyak 4.000 orang merupakan perempuan dan 8.000 lainnya merupakan anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat Kurdi telah mendesak negara-negara membawa pulang masing-masing warga mereka yang masih berada di kamp tersebut.
Pasukan Kurdi memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menahan para eks pendukung ISIS tersebut dalam jangka waktu lama.