Polisi Prancis Hentikan Teknik Kuncian Leher saat Penangkapan

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2020 09:02 WIB
FILE - In this May 1, 2020, file photo, Turkish police officers arrest a demonstrator wearing a face mask for protection against the coronavirus, during May Day protests near Taksim Square, in Istanbul. The death of George Floyd has renewed scrutiny of immobilization techniques long used in policing around the world. (AP Photo/Emrah Gurel, File)
Ilustrasi penangkapan menggunakan teknik chokehold. (AP/Emrah Gurel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Prancis menyatakan kepolisian setempat tidak akan menggunakan lagi teknik penangkapan dengan cara menindih bagian kepala menggunakan kaki atau lutut, berkaca dari kematian pria kulit hitam di Amerika Serikat, George Floyd, akibat kekerasan aparat.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner, menyatakan teknik yang disebut chokehold adalah metode berbahaya yang tidak akan lagi diajarkan di akademi kepolisian.

"Saya mendengarkan kritik, dan saya mendengar keluhan soal kebencian yang sangat kuat," kata Castaner, seperti dilansir CNN, Selasa (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Castaner merujuk kepada aksi unjuk rasa antirasialisme yang juga digelar di beberapa kota di Prancis pekan lalu, sebagai solidaritas terhadap kematian Floyd.


"Rasialisme tidak punya tempat di masyarakat kita dan republik ini," ujar Castaner.

Castaner membantah kepolisian Prancis juga bersikap rasial, dan mengatakan aparat penegak hukum mereka tidak seperti di Amerika Serikat.

Selain itu, Castaner mendesak seluruh polisi di Prancis harus mengaktifkan kamera pemantau yang dipasang di tubuh, termasuk saat menangkap tersangka, serta memperlihatkan nomor petugas mereka.

"Segala bentuk rasialisme yang dilakukan polisi akan berujung kepada penghentian. Saya tidak memberi toleransi terhadap rasialisme di republik ini," ujar Castaner.

Secara terpisah, Gubernur negara bagian Washington, AS, Jay Inslee, mendesak kepolisian di wilayahnya untuk berhenti menggunakan teknik chokehold.

"Kita perlu berpikir ulang menggunakan kekuatan polisi, dan melihat lebih luas lagi terkait taktik polisi," kata Inslee dalam jumpa pers kemarin.


Inslee mengatakan kepolisian Negara Bagian Washington sudah memperketat aturan penggunaan teknik chokehold, yang berpotensi menghalangi jalur pernapasan. Hal itu baru bisa dilakukan ketika nyawa petugas berada dalam bahaya.

"Hal itu baru bisa dilakukan jika nyawa mereka dalam bahaya, tetapi mereka harus bisa meyakinkan kami bahwa mereka berada dalam situasi tersebut," ujar Inslee.

Sementara itu, Departemen Sheriff Los Angeles (LASD) memutuskan menghentikan sementara penggunaan teknik chokehold.

"Kami akan melakukan moratorium penggunaan teknik chokehold di lingkungan LASD," demikian isi pernyataan LASD.

Floyd meninggal setelah petugas polisi Minneapolis, Derek Chauvin, yang menangkapnya menggunakan teknik tersebut.

FILE - In this May 26, 2019, file photo, police detain a woman during a yellow vest protest with other groups in Brussels. The death of George Floyd has renewed scrutiny of immobilization techniques long used in policing around the world. (AP Photo/Francisco Seco, File)Ilustrasi penangkapan menggunakan teknik chokehold. (AP/Francisco Seco)

Saat itu Chauvin menindih leher Floyd selama 8 menit 46 detik. Sebelum meninggal, Floyd sempat mengeluh tidak bisa bernapas akibat lehernya ditekan tetapi diabaikan Chauvin.

Saat ini Chauvin ditahan di penjara negara bagian Minnesota sambil menanti proses peradilan. (cnn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER