Amerika Serikat memperkuat kampanye penolakan terhadap rezim pemerintahan Suriah dengan menjatuhkan sanksi ke sejumlah tokoh penting di negara tersebut, termasuk istri Presiden Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada Rabu (17/6) mengumumkan bahwa rangkaian sanksi ini akan termaktub dalam Undang-Undang Caesar.
Pompeo mengatakan bahwa UU ini merupakan "awal dari kampanye berkelanjutan untuk menghadirkan tekanan ekonomi dan politik demi mencegah pendapatan rezim Assad yang digunakan untuk memicu perang dan kekacauan bagi rakyat Suriah."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui undang-undang ini, AS akan menjatuhkan sanksi bagi setiap perusahaan yang bekerja sama dengan Assad.
Di gelombang pertama, AS menetapkan 39 orang dan entitas sebagai target sanksi, termasuk istri Assad, Asma.
Lahir di Inggris di tengah keluarga terpandang dengan ayah seorang kardiologis dan ibu diplomat, Asma dikenal sebagai mantan bankir investasi yang memposisikan diri menjadi wajah modern Keluarga Assad.
Namun, Pompeo mengatakan bahwa dengan dukungan dari Assad dan keluarganya, Asma "menjadi salah satu orang yang paling diuntungkan dari perang sekarang."
Dengan undang-undang baru ini, Assad dan 38 orang lainnya akan menjadi target sanksi dan semua asetnya di AS akan dibekukan.
"Kami akan menjatuhkan lebih banyak sanksi dan kami tak akan berhenti sampai Assad dan rezimnya menghentikan perang brutal dan tak penting mereka terhadap rakyat Suriah," kata Pompeo seperti dikutip AFP.
(has)