Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggunakan istilah yang bernada rasialis untuk menyebut virus corona (Covid-19).
Trump menyebut penyakit itu sebagai 'Kung Flu', dalam rangkaian kampanye pemilihan presiden 2020 di Phoenix, Arizona, Selasa (23/6) kemarin.
"Apakah Anda pernah memperhatikan apa yang saya katakan malam itu, apakah ada yang melihat pidato saya pada Sabtu malam? Apa yang saya katakan malam itu bahwa mereka (virus) memiliki begitu banyak nama, saya bisa memberi Anda 19 atau 20 nama. Ada semua nama yang berbeda, (seperti) Wuhan, Wuhan mulai menangkap, virus corona, bukankah begitu? Kung flu. Covid, Covid-19, Covid," kata Trump.
Dilansir Associated Press, Rabu (24/6), dalam pidato itu Trump mengatakan Covid-19 adalah nama yang aneh dan ia juga berulang kali menyebut virus corona dengan sebutan 'Flu China'.
Trump telah menggunakan istilah ini beberapa kali dalam beberapa hari terakhir. Bahkan ketika orang-orang mengkritik sikap itu sebagai aksi rasial.
Sejak infeksi virus corona mulai menyebar di AS pada Januari, warga Amerika keturunan Asia mulai mengalami perlakuan rasial.
Orang-orang secara terang-terangan menyalahkan mereka atas pandemi tersebut.
Wabah virus corona telah menewaskan lebih dari 120 ribu orang di AS.
"Kami sudah melakukan begitu banyak pengujian (virus corona), kami telah melakukan hingga 27,5 juta tes. Saat ini, ketika Anda melakukan banyak pengujian, kasus semakin bertambah. Lalu media memberitakannya," kata Trump.
Trump juga mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang dimaksud dengan angka 19 dalam 'Covid-19'.
Angka 19 merujuk pada virus corona yang muncul pada akhir 2019 lalu.
Konferensi di Phoenix diselenggarakan oleh Turning Point Action, yaitu sebuah kelompok yang diketuai oleh sekutu Trump, Charlie Kirk. Dalam acara tersebut Trump berharap bisa mengalihkan perhatian warga AS atas penurunan elektabilitas dari hasil jajak pendapat, setidaknya untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri khas Trump mendominasi dalam setiap topik pidatonya, seperti cemoohan kepada pesaingnya, calon presiden dari partai Demokrat, Joe Biden, dan membanggakan penanganan terhadap virus corona.
(ans/ayp)