Pemerintah Amerika Serikat menyatakan empat media massa China akan diperlakukan sebagai misi diplomatik asing dan menjadi bagian dari propaganda Partai Komunis China.
Dilansir CNN, Selasa (23/6), Asisten Sekretaris Kementerian Luar Negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, David Stilwell, mengatakan awak stasiun televisi China Central Television (CCTV), kantor berita China News Service, surat kabar People's Daily dan Global Times ditetapkan sebagai media dengan misi diplomatik asing.
Keempat media massa itu harus melaporkan rincian daftar tugas staf mereka dan kepemilikan properti mereka di AS kepada Kementerian Luar Negeri.
"Entitas ini bukanlah organisasi berita independen, mereka dikendalikan penuh oleh Partai Komunis China, juga sebagai sarana propaganda," kata Stilwell.
"Selain itu, sikap kami ini akan meningkatkan transparansi dalam pengendalian informasi, tidak hanya di antara sarana propaganda negara mereka, tapi juga di antara jurnalis resmi dan pertemuan berita di China," tambah Stilwell.
Ini adalah kali kedua AS menuduh media China sebagai entitas asing. Keputusan itu mengharuskan empat media massa itu tunduk pada aturan dan regulasi yang mencakup misi diplomatik.
Keputusan itu dibuat ketika hubungan AS-China semakin memburuk dalam hal perang dagang, gejolak Hong Kong, dan pandemi virus corona.
Menjelang pemilu AS yang akan digelar beberapa bulan lagi, prospek Trump untuk terpilih kembali dinilai masih belum pasti. Selain itu karena ekonomi global berantakan akibat virus, ada dorongan dari Gedung Putih dan sekutu Presiden AS Donald Trump dari Partai Republik untuk mengalihkan kesalahan pada China.
Pengalihan kesalahan ini dititikberatkan pada kegagalan China dalam bertindak cepat dan tidak transparan dalam mencegah virus corona hingga menjadi pandemi.
Pengumuman tentang penunjukan empat media China ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah buku terbaru karya mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton.
Dalam bukunya, Bolton menulis bahwa Trump sempat memohon kepada Presiden China Xi Jinping untuk membantunya memenangkan pemilu 2020.
Awal tahun ini, AS juga pernah menunjuk lima media China lainnya yang dituduh sebagai misi diplomatik asing dan membatasi jumlah jurnalis China yang bekerja untuk media itu di AS. Lalu disusul sikap China yang juga mengusir wartawan The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post.
"Pemerintah China melakukan apa yang (bisa) dilakukannya. Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka melakukannya secara khusus karena kami melakukannya pada mereka. Itu hanyalah sebuah alasan" kata Stilwell, ketika ditanya tentang efektivitas upaya ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Stilwell dan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Morgan Ortagus, juga menekankan kurangnya kebebasan media di China jika dibandingkan dengan media AS.