Keponakan Trump Tulis Buku soal Rahasia Kelam Keluarga

The New York Times | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2020 20:20 WIB
President Donald Trump gestures as he leaves after a meeting with restaurant industry executives about the coronavirus response, in the State Dining Room of the White House, Monday, May 18, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (AP/Evan Vucci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keluarga Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sedang berupaya menghalangi penerbitan buku karya sang keponakan, Mary L. Trump, yang dinilai akan mengungkap rahasia kelam keluarga mereka.

Adik laki-laki Trump, Robert S. Trump, mengajukan permintaan melarang penerbitan buku tersebut melalui Pengadilan Queens County Surrogate, Selasa (23/6).

Dilansir The New York Times, Rabu (24/6), dokumen pemblokiran tersebut diajukan dengan alasan bahwa Mary telah melanggar perjanjian kerahasiaan penyelesaian harta Fred Trump Sr, yang merupakan ayah dari Donald dan Robert Trump, serta kakek Mary Trump.

Perjanjian kerahasiaan itu menyebutkan bahwa Mary dilarang menulis jenis buku apapun yang dinilai dapat membongkar rahasia trah Trump.


Mary adalah anak perempuan tertua dari Fred Trump Jr.

Bukunya yang berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' dijadwalkan akan diterbitkan oleh penerbit Simon & Schuster pada 28 Juli mendatang.

Petinggi di Organisasi Trump menolak mengomentari upaya hukum tersebut.

Menurut keterangan situs penerbit Simon & Schuster, buku itu akan membongkar sejarah kelam keluarga Trump, dan akan menjelaskan bagaimana Trump menjadi pria yang kini dinilai menjadi ancaman bagi kesehatan dunia, keamanan ekonomi, dan tatanan sosial.

Dalam bukunya, Mary Trump yang berusia 55 tahun menulis dia adalah sumber utama untuk liputan The New York Times tentang keuangan presiden. Dia juga memberi surat kabar itu dokumen-dokumen pajak yang bersifat rahasia. Juru bicara The New York Times menolak berkomentar.


Robert Trump dalam sebuah pernyataan mengatakan ia sangat kecewa atas keputusan keponakannya menerbitkan buku tersebut.

"Usahanya memunculkan sensasional dan salah menandai hubungan keluarga kami setelah bertahun-tahun demi keuntungan finansialnya sendiri adalah sebuah penghinaan dan ketidakadilan untuk mengenang mendiang kakak saya, Fred, dan orangtua kami yang terkasih," kata Robert.

"Saya dan seluruh keluarga sangat bangga dengan saudara lelaki saya yang luar biasa, presiden, dan merasa bahwa tindakan Mary benar-benar memalukan," tambahnya.

Pengacara Mary Trump, Theodore J. Boutrous Jr., mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa presiden dan keluarganya berusaha menekan peredaran buku kliennya yang membahas hal-hal yang sangat penting bagi masyarakat.

"Mereka melakukan pengekangan yang melanggar hukum karena mereka tidak ingin masyarakat mengetahui kebenaran. Pengadilan tidak akan mentolerir pelanggaran kasar Amandemen Pertama ini," kata Theodore.

Juru bicara penerbit Simon & Schuster, Adam Rothberg, mengatakan upaya pencegahan penerbitan buku akan berujung gagal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Pekan lalu dalam sebuah wawancara dengan Axios, Presiden Trump merujuk pada laporan keponakannya menyebut bahwa Mary tidak diizinkan menulis buku tersebut.

Sebelumnya pihak Trump juga mencoba menghalangi penerbitan buku yang ditulis oleh mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, yang berjudul 'The Room Where it Happened'. Akan tetapi, hakim menolak permintaan tersebut.

Di dalam buku itu Bolton menulis Trump meminta Presiden China, Xi Jinping, untuk membantunya memenangkan pemilihan presiden pada November mendatang.

(ans/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER