Mantan penasihat keamanan presiden Amerika Serikat, John Bolton mengatakan jika tidak yakin dengan cara Presiden Donald Trump menangani pandemi virus corona. Ia mengatakan jika Trump sejak awal cenderung tutup mata terhadap pandemi Covid-19 kendati sejak awal sudah diperingatkan tentang potensi penyebaran virus mematikan tersebut.
Sikap Trump tersebut menurut Bolton karena ia tidak ingin mendengar kabar burut tentang 'temannya', Presiden China Xi Jinping di tengah kesepakatan dagang yang tengah dibangun dengan Amerika Serikat.
"Saya pikir ada kursi kosong di Oval Office, karena Presiden (Trump) tidak ingin mendengar kabar buruk tentang Xi Jinping, temannya. Dia tidak ingin mendengar kabar buruk tentang penanganan virus di China, atau dampak potensial terkait kesepakatan dagang dengan China yang sangat diinginkannya," jelas Bolton dalam wawancara dengan CNN, Rabu (24/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia juga tidak ingin mendengar tentang dampak potensial pandemi terhadap ekonomi Amerika dan efeknya pada pilpres berikutnya. Ia mengabaikan semua peringatan awal ini, saya pikir sikapnya telah menghambat kemampuan negara untuk menangani ini (virus), dan ia terus melakukannya," jelas Bolton.
Bolton yang menuliskan buku berjudul 'The Room Where it Happened' mengungkapkan kelakuan Trump selama 17 bulan bekerja pada sang presiden.
Saat ditanya apakah ia yakin Trump mampu menangani pandemi Covid-19 oleh presenter CNN, Wolf Blitzer, Bolton mengatakan jika ia meragukan hal itu. "Saya tidak yakin."
Bolton mengatakan jika kebijakan tidak menentu yang dibuat Trump sejak Januari ketika para ahli memberi peringatan awal, justru akan memperburuk keadaan.
"Saya khawatir itu (kebijakan Trump) terus menjadi pola yang dilakukan Presiden. Itu bukan bagian dari strategi yang komprehensif. Saya pikir di suatu negara ukuran Amerika, otoritas negara bagian dan lokal harus memiliki peran besar, tetapi di tingkat federal, responsnya belum konsisten," ungkapnya.
Trump dalam cuitannya sempat membantah seluruh klaim yang dituliskan Bolton dalam bukunya. Ia mengatakan jika tulisan Bolton mengenai dirinya penuh kebohongan.
"Buku yang ditulis oleh John Bolton penuh kebohongan dan dan cerita karangan. Sebelumnya selalu berkata manis tentang saya sampai saya memecatnya. Dia adalah orang bodoh yang tidak pernah puas dan selalu ingin berperang. (Dia) Tidak punya pegangan, diasingkan dan dengan senang hati (saya) mendepaknya. Dasar bodoh!," cuit Trump melalui akun Twitter, 18 Juni lalu.
Di dalam cuitan itu, Trump juga menyebut Bolton sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan wajar jika pendahulunya, Presiden George W. Bush, Jr., juga memecatnya.
"Buku yang ditulis Bolton, yang mendapat ulasan buruk, adalah kumpulan kebohongan dan cerita yang dibuat-buat, yang dimaksudkan untuk membuat saya terlihat buruk. Dia menyebut saya banyak membuat pernyataan yang konyol yang sebenarnya tidak pernah terjadi, murni karangan. Saya hanya ingin mencoba impas dengan memecatnya," lanjut Trump dalam cuitannya.
(cnn/evn)