Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (1/7) kemarin. Mulai dari Presiden China, Xi Jinping, menolak rencana Israel menganeksasi Tepi Barat sampai Australia tambah anggaran pertahanan. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
1. Presiden China Tolak Rencana Israel Caplok Tepi Barat
Presiden China Xi Jinping menolak rencana Israel untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat, Palestina. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar China untuk Palestina Guo Wei.
Dalam wawancara dengan Palestine News & Information Agency (WAFA), Guo Wei menegaskan bahwa negaranya menolak upaya Israel mencaplok Tepi Barat dan tindakan-tindakan sepihak apa pun yang merusak perdamaian dan stabilitas.
Guo mengulangi lagi seruan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di konferensi video Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk solusi yang adil dan komprehensif demi kedaulatan Palestina.
Guo menyoroti usulan empat poin Presiden Xi Jinping, yakni menyelesaikan masalah sesuai dengan "solusi dua negara".
China juga mendukung pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai garis perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. China menyebut hak-hak rakyat Palestina tidak dapat diganggu gugat. Juga hak Israel untuk hidup harus sepenuhnya dihormati.
2. Australia Naikkan Anggaran Pertahanan Jadi US$186 Miliar
Pemerintah Australia akan menggelontorkan anggaran US$ 186 miliar untuk militer dalam waktu satu dekade mendatang. Dalam dokumen Pembaruan Strategis Pertahanan yang dikutip dari CNN, anggaran itu meningkat 40 persen dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
Anggaran akan digunakan untuk membeli rudal jarak jauh dan memperkuat kemampuan pertahanan mereka di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik. Diperkirakan US$ 800 juta telah dialokasikan untuk membeli dari rudal jarak jauh anti-kapal AGM-158C dari Angkatan Laut AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudal itu bisa menjangkau wilayah hingga 370 kilometer (230 mil).
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan peningkatan anggaran dilakukan karena Australia menghadapi situasi internasional terberat sejak menjelang Perang Dunia II.
"Kami perlu bersiap untuk dunia pasca-Covid yang lebih miskin, berbahaya dan kacau," katanya.
3. Pakistan Tuduh India Dalang di Balik Serangan di Bursa Efek
Pakistan menuduh India terlibat aksi teror penembakan yang terjadi di kantor bursa efek, selatan ibu kota Karachi, pada Senin (29/6). Lima orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Dalam rapat anggaran pemerintah di depan parlemen, Perdana Menteri Imran Khan menuding bahwa India telah membuat "rencana besar" untuk menggoyahkan Pakistan melalui serangan teroris yang menargetkan Bursa Pertukaran Saham Pakistan (PSX).
"Kami tidak ragu bahwa India berada di balik serangan ini," kata Khan. Apa yang terjadi di Mumbai, mereka ingin melakukan hal yang sama (di Karachi). Mereka (India) ingin menyebarkan ketidakpastian. Kami tidak ragu serangan ini dilakukan oleh India," kata Khan pada Selasa (30/6).