Antisipasi Ancaman China, Taiwan Gelar Simulasi Perang

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2020 17:02 WIB
Soldiers wearing face masks amid the COVID-19 coronavirus pandemic take part in a drill during Taiwan President Tsai Ing-wen's visit to a military base in Tainan, southern Taiwan, on April 9, 2020. - Taiwan currently has just 375 confirmed Covid-19 patients and five deaths despite its close proximity and trade links with China where the pandemic began, but the island and its 23 million inhabitants remain locked out of the World Health Organisation (WHO) and other international bodies after Beijing ramped up its campaign to diplomatically isolate Taiwan and pressure it economically and militarily. (Photo by Sam Yeh / AFP)
Ilustrasi tentara Taiwan. (AFP/SAM YEH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Angkatan bersenjata Taiwan melakukan latihan tembakan langsung (live fire drills) atau simulasi perang di pantai baratnya pada Kamis (2/7) untuk mengantispasi ancaman China.

Kementerian Pertahanan Taiwan menuturkan latihan itu merupakan simulasi menangkis pendaratan pasukan musuh yang muncul dari laut sebelum menginjak daratan.

Latihan itu digelar langsung menghadap Selat Taiwan yang sensitif dan daratan China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taipei menuturkan latihan tersebut melibatkan jet tempur F-16V, helikopter serang Apache, tank, hingga artileri.

"Latihan tersebut bertujuan meningkatkan efektivitas militer dalam menghancurkan musuh di pesisir pantai dan untuk memaksimalkan pertahanan di sepanjang pesisir pantai Taiwan demi menghentikan upaya invasi musuh," kata Kemhan Taiwan seperti dikutip The Straits Times.

Latihan ini dilakukan Taiwan menjelang gelaran latihan militer tahunan dan utama yang akan berlangsung akhir Juli mendatang. 

Simulasi perang ini juga dilakukan Taiwan ketika China terus meningkatkan aktivitas militer di dekat wilayah tersebut, termasuk penerobosan wilayah udara oleh jet-jet tempurnya.

[Gambas:Video CNN]

Pada Juni lalu, jet tempur dan pesawat militer China menerobos zona pertahanan udara Taiwan sebanyak lebih dari delapan kali.

Taiwan selama ini berada di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China. Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayah mereka dan bersumpah akan merebut, meski dengan kekerasan, terutama jika negara itu mendeklarasikan kemerdekaan.

Jika menghitung kekuatan, pasukan Taiwan kalah jumlah dengan Tentara Pembebasan Rakyat China yang sangat besar.

Kondisi itu diperparah ketika negara-negara barat semakin waspada menjual sistem senjata canggih ke Taiwan karena takut menimbulkan kemarahan Beijing.

Taiwan saat ini memiliki sekitar 300 jet tempur, seluruhnya beroperasi sejak 1990-an, termasuk F-16 buatan Amerika Serikat, Mirage 2000-5 buatan Prancis, dan Indigenous Defensive Fighters (IDF) yang dikembangkan secara lokal.

Sejauh ini Amerika Serikat menjadi pemasok utama bagi angkatan bersenjata Taiwan, terlebih sejak Donald Trump menjabat.

Tahun lalu pemerintah Trump mengumumkan akan menjual 66 jet F-16 generasi terbaru ke Taiwan tak lama setelah penjualan peralatan militer lainnya termasuk rudal dan kendaraan lapis baja.

Rencana itu membuat marah China. Mereka bersumpah untuk memberikan sanksi kepada perusahaan yang terlibat dalam penjualan jika itu terealisasi.

(rds/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER