Tegang dengan China, AS Bakal Blokir TikTok

CNN | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jul 2020 15:30 WIB
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo)
Pemerintah AS berencana memblokir TikTok. (Foto: AP Photo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk melarang aplikasi buatan China, termasuk TikTok di negaranya. Rencana ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan China.

Dalam wawancara dengan Fox News, Pompeo mengatakan jika AS menganggap pemblokiran tersebut sebagai hal yang serius. Ia berdalih rencana pemblokiran aplikasi buatan China terkait dengan aspek keamanan data pengguna.

"Sehubungan dengan (adanya) aplikasi China di ponsel orang, saya dapat meyakinkan Anda bahwa Amerika Serikat akan (melarang aplikasi) yang satu ini juga, Laura," kata Pompeo, ketika ditanya tentang pertimbangan pelarangan aplikasi media sosial China, terutama Tiktok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip CNN, Pompeo mengatakan jika warga AS hanya boleh mengunduh aplikasi TikTok 'jika ingin informasi pribadi jatuh ke tangan Partai Komunis China'.

Pernyataan Pompeo muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China yang kian melebar ke berbagai aspek termasuk keamanan nasional, perdagangan, dan teknologi.
 
Tiktok adalah aplikasi besutan perusahaan startup ByteDance yang berbasis di Beijing. Aplikasi ini berulang kali menuai kritik dari politisi AS yang menuduh aplikasi itu sebagai ancaman terhadap keamanan nasional karena berhubungan dengan China.
 
Mereka menuduh bahwa perusahaan bisa dipaksa untuk 'mendukung dan bekerjasama dengan intelijen di bawah Partai Komunis China'.
 
Sebelumnya pihak Tiktok mengatakan bahwa ia beroperasi secara terpisah dari ByteDance, pusat datanya sepenuhnya terletak di luar wilayah China dan tidak ada data yang tunduk di bawah hukum China. Data pengguna AS disimpan di Amerika Serikat, dengan cadangannya di Singapura.


 
Pada Mei, seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada CNN bahwa mereka beranggapan masalah keamanan nasional adalah tuduhan yang 'tidak mendasar'.

Popularitas Tiktok meledak di AS dan negara-negara barat lainnya, menjadikannya platform media sosial asal China pertama yang mendapatkan daya tarik signifikan dari pengguna di luar negara asalnya.

Tiktok diunduh sebanyak 315 juta kali dalam tiga bulan pertama tahun ini. Menurut perusahaan analisis Sensor Tower, jumlah ini menjadi unduhan terbanyak dalam tiga bulan terakhir dibandingkan aplikasi mana pun dalam sejarah.

(ans/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER