Dubes RI Ungkap Cara China Tangani Corona

Antara | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jul 2020 01:53 WIB
People wait outside a COVID-19 testing site after they were ordered by the government to be tested after potentially being exposed to the coronavirus outbreak at a wholesale food market in Beijing, Wednesday, June 17, 2020. As the number of cases of COVID-19 in Beijing climbed in recent days following an outbreak linked to a wholesale food market, officials announced they had identified hundreds of thousands of people who needed to be tested for the coronavirus. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Ilustrasi situasi wabah virus corona di China (AP/Mark Schiefelbein)
Jakarta, CNN Indonesia --

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengungkap bagaimana cara China menangani wabah Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 sehingga tak meluas.

Dalam webinar yang diselenggarakan PP Muslimat NU itu, Dubes Djauhari memaparkan tujuh hal yang dilakukan pemerintah China dalam menghadapi wabah tersebut.

"Tujuh kunci keberhasilan China dalam mencegah, menanggulangi, dan mengendalikan COVID-19, yakni pemerintah bertanggung jawab penuh, mobilisasi massa, determinasi politik, menyesuaikan kebijakan secara tepat, mengurangi dampak ekonomi, transparan, dan pemanfaatan IPTEK," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan kebijakan menutup akses secara total (lockdown) Wuhan selama 76 hari sejak 23 Januari sangat efektif. Kebijakan ini berhasil mencegah penularan lebih luas dan didukung pembangunan 16 rumah sakit sementara.

Rumah sakit sementara itu berdaya tampung 13.000 tempat tidur. Rumah sakit sementara didirikan di Ibu Kota Provinsi Hubei itu yang merupakan daerah pertama kali ditemukan COVID-19.

Pemerintah juga melakukan mobilisasi 42.000 tenaga medis ke Provinsi Hubei. China juga disertai dengan pemberhentian para pejabat di daerah itu, termasuk kepala daerah, yang dianggap gagal juga turut berkontribusi dalam mengendalikan pandemi, demikian Dubes.

Kebijakan-kebijakan tersebut tanpa disadari berdampak positif bagi WNI, termasuk mereka yang berhasil dievakuasi dari Wuhan ke Natuna melalui Batam pada 31 Januari.

"Semua pihak bergerak bersama dengan satu komitmen untuk menjaga keselamatan rakyat. Informasi terkait perkembangan COVID-19 di China terbuka untuk publik, mudah diakses, dan selalu updated," kata mantan Dubes RI untuk Rusia itu.

Ia pun menyebut warga negara Indonesia di China aman dari infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.

Menurutnya, WNI yang sudah pulang ke tanah air maupun yang masih bertahan di China tidak terjangkit COVID-19.

"Kami selalu berkomunikasi dengan WNI, PPIT, PCINU, Diaspora, Inacham dan lain-lain sehingga sampai saat ini tidak ada WNI yang terjangkit COVID-19," katanya dalam Webinar Strategi Diaspora Indonesia menghadapi tantangan COVID-19 di negeri orang, Sabtu (11/7) seperti dikutip Antara.

Jumlah WNI di China tercatat sekitar 15.000 orang yang mayoritas kalangan pelajar. Sampai saat ini terdapat sekitar 6.000 WNI yang masih bertahan di berbagai daerah di China.

Webinar tersebut juga menghadirkan Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, dan Dubes RI untuk Aljazair Safira Rosa Machrusah sebagai narasumber.

Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bertindak sebagai pembicara dan Ketua Hubungan Luar Negeri PP Muslimat NU Yenny Wahid sebagai moderator. 

(eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER