Ancaman gelombang kedua penyebaran virus corona tengah membayangi Inggris jelang musim dingin antara September hingga Juni tahun depan. Tim ilmuwan memperkirakan 120 ribu orang meninggal karena gelombang kedua Covid-19.
Prediksi yang dirilis dalam Laporan Akademi Ilmu Kedokteran mendesak pemerintah dan warga untuk segera mengambil tindakan demi menekan potensi gelombang kedua corona.
Laporan tersebut melibatkan 37 ilmuwan yang mendesak pemerintah Inggris melakukan langkah antisipasi untuk menghindari potensi lonjakan kasus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stephen Holgate, pemimpin studi mengatakan angka kematian 120 ribu jiwa bukan prediksi, tetapi kemungkinan yang dilihat berdasarkan permodelan menggunakan parameter angka perkiraan orang yang terinfeksi (R).
"Permodelan menunjukkan bahwa kematian bisa lebih tinggi dengan gelombang kedua Covid-19 pada musim dingin ini, tetapi risiko terjadinya masih bisa dikurangi jika kita segera mengambil tindakan," ujar Holgate.
Mengutip AFP, prediksi terbaru ini didasarkan pada asumsi bahwa tingkat R menjadi 1,7 dari September mendatang. Para ilmuwan mencontohkan peningkatan laju R 1,5 yang akan menyebabkan 74.800 kematian.
Data terbaru pemerintah mencatat saat ini tingkat R di Inggris antara 0,7 sampai 0,9.
![]() Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Sejauh ini Inggris mencatat hampir 45 ribu kematian pada gelombang pertama penularan corona. Inggris menjadi negara Eropa dengan angka kematian tertinggi setelah Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko.
Azra Ghani, imuwan dari Imperial College London mengatakan musim dingin bisa memicu lebih banyak korban karena orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Hal tersebut membuat virus menyebar lebih mudah.
Ilmuwan mendesak pemerintah mengurangi potensi penularan virus dengan meningkatkan pengetesan, penelusuran, dan isolasi termasuk untuk orang yang berisiko dan pekerja medis.
Wajib pakai masker di tempat umum
Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson tengah akan mengharuskan warga mengenakan masker saat berada di tempat umum.
Aturan untuk mengenakan masker akan diberlakukan mulai Senin (24/7) bagi semua orang yang hendak belanja ke toko. Bagi mereka yang tidak mengenakan masker akan dianggap melanggar hukum dan didenda sebesar 100 poundsterling (sekitar Rp1,8 juta).
"Semakin banyak bukti bahwa mengenakan masker di ruang tertutup membantu melindungi pribadi dan orang-orang di sekitar dari virus corona," ujar Johnson.
Selain Inggris, hal serupa juga akan diberlakukan di negara Eropa lain, termasuk Prancis. Penggunaan masker dilakukan untuk menekan potensi penyebaran virus.
Data statistik Worldometers mencaat saat ini Inggris memiliki 290.133 kasus dengan 44.839 kematian.
(evn)