Turki Tepis Kecaman Uni Eropa soal Hagia Sophia

Associated Press | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 08:00 WIB
ISTANBUL, TURKEY - DECEMBER 13: Turkish Foreign Minister Mevlut Cavusoglu attends the OIC foreign ministers meeting within the extraordinary summit of the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) in Istanbul, Turkey on December 13, 2017. (Anadolu/Arif Hüdaverdi Yaman)
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. (Anadolu/Arif Hüdaverdi Yaman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menolak kecaman Uni Eropa atas keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.

Dia mengatakan masalah itu merupakan bagian dari kedaulatan nasional. Pekan lalu, Turki mencabut status Hagia Sophia sebagai museum dan membukanya untuk ibadah umat Muslim mulai 24 Juli mendatang.

Keputusan itu memicu kecaman dari Amerika Serikat, Yunani, dan negara-negara Barat lainnya serta dari para pemimpin Kristen Ortodoks. Pemimpin Gereja Katolik Roma Tahta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, pun mengungkapkan kesedihannya atas tindakan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Associated Press, Rabu (15/7), para menteri luar negeri Uni Eropa mengadakan pertemuan tatap muka pada Senin lalu dan menyatakan bahwa mereka mengecam keputusan Turki.

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan ada ‘dukungan luas dalam menyerukan kepada pihak berwenang Turki untuk mempertimbangkan dan membalikkan keputusan ini’.

Mengomentari kritik tersebut, Cavusoglu mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihaknya menolak istilah ‘mengutuk’.

“Ini adalah masalah yang menyangkut hak-hak kedaulatan Turki,” katanya.

Dia berpendapat bahwa ada beberapa masjid di Spanyol yang merupakan anggota Uni Eropa yang telah diubah menjadi gereja.

Di sisi lain, Presiden Erdogan mengatakan keputusan kabinet pada 1934 oleh kelompok sekuler Turki yang mengubah Hagia Sophia dari masjid menjadi museum adalah sebuah kesalahan.

“Kami sedang memperbaiki kesalahan. Sesederhana itu,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Erdogan menyatakan bahwa kritik terhadap Turki soal status Hagia Sophia adalah "dalih" permusuhan terhadap negaranya dan Islam. Dia juga mengatakan negaranya bertekad untuk melestarikan situs itu sebagai warisan budaya.

Kemarin, Yunani kembali menyatakan kekecewaannya dengan keputusan Turki soal Hagia Sophia.

“Keputusan ini tentu menyakitkan bagi kami sebagai orang Kristen Ortodoks Yunani tapi ini juga menyakiti kami sebagai warga dunia,” kata Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis.

People visit the Byzantine-era Hagia Sophia, one of Istanbul's main tourist attractions in the historic Sultanahmet district of Istanbul on Thursday, June 25, 2020. The 6th-century building is now at the center of a heated debate between conservative groups who want it to be reconverted into a mosque and those who believe the World Heritage site should remain a museum. (AP Photo/Emrah Gurel)Ilustrasi bagian dalam Hagia Sophia. (AP/Emrah Gurel)

“Ini bukan masalah Yunani-Turki, bahkan bukan masalah Eropa-Turki, ini masalah global. Ini adalah masalah universal,” tambahnya.

Sementara itu, pejabat dari otoritas urusan agama Turki mengatakan situs bersejarah tersebut akan tetap terbuka untuk umum di luar waktu ibadah.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER