Pejabat AS Sebut Gaya China di LCS Mirip Penjajah Inggris

AFP | CNN Indonesia
Rabu, 15 Jul 2020 21:00 WIB
An aerial shot of Chinese-claimed reef Subi reef, from a Philippine airforce plane, as Defense Secretary Delfin Lorenzana along with some journalists visit the Philippine-claimed Thitu island just opposite Subi reef in Spratlys on April 21, 2017. - A group of Filipino fishermen have accused China's coast guard of shooting at their vessel in disputed South China waters, Philippne authorities said April 21. (Photo by TED ALJIBE / AFP)
Pulau reklamasi yang dijadikan pangkalan militer China di Laut China Selatan. (TED ALJIBE / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, David Stilwell, mengatakan aksi agresif dan ekspansi China di Laut China Selatan mirip dengan gaya perusahaan kolonial Inggris, East India Company (EIC), yang menjajah bangsa lain dan mengambil sumber daya alam wilayah yang dikuasai.

Stilwell menyatakan hal itu sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyatakan mereka menolak klaim China di Laut China Selatan.

Selain itu, Stilwell menyatakan AS tidak mengakui proses eksplorasi energi lepas pantai, serta pengerahan kapal survei dan nelayan yang dilakukan perusahaan negara China. Dia mengatakan China mengerahkan perusahaan negara, seperti Perusahaan Minyak Lepas Pantai China (CNOOC), untuk membuat gentar negara lain di sekitar Laut China Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di seluruh masyarakat, penduduk berhak mengetahui perbedaan antara perusahaan komersil dan yang digunakan sebagai alat kekuasaan negara lain. Seluruh perusahaan negara ini di masa modern saat ini sebanding dengan East India Company," kata Stilwell dalam pidato di Pusat Studi Internasional dan Strategi (CSIS) Washington D.C., seperti dilansir AFP, Rabu (15/7).

Stilwell juga mendesak China untuk menyelesaikan perundingan aturan main (code of conduct) di Laut China Selatan dengan Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pengesahan aturan itu dijadwalkan mundur hingga 2021 akibat pandemi virus corona.

"Beijing mungkin memundurkan tenggat hingga 2021 untuk menyimpulkan hasil perundingan itu, tetapi tujuan mereka tetap ingin menguasai," kata Stilwell.

Meski AS tidak mempunyai klaim wilayah di Laut China Selatan, tetapi Stilwell memperingatkan bahwa jika China terus merongrong maka kepentingan ekonomi AS di kawasan tersebut bisa terancam.

"Aturan hukum yang mengesahkan reklamasi, militerisasi atau klaim wilayah laut yang tidak sesuai hukum akan merusak dan tidak akan diterima oleh banyak negara," ujar Stilwell.

Di sisi lain, EIC adalah perusahaan negara yang melakukan penjelajahan laut di masa lalu untuk mencari sumber daya alam. Mereka lantas menjajah India dan menguasai perdagangan teh, kapas, rempah-rempah dan barang-barang lain sebelum diambil alih oleh Kerajaan Inggris pada pertengahan abad ke-19.

Silang Sengketa Laut China Selatan


EIC juga disebut terlibat dalam penyelundupan opium (candu) dari China, dan menguasai Hong Kong pada 1843.

Klaim China atas Laut China Selatan memicu sengketa dengan Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam.

(ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER