Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (23/7). Mulai dari Mufti Mesir larang Hagia Sophia dijadikan masjid hingga kisruh perintah penutupan konsulat China di Amerika Serikat.
1. Mufti Mesir Larang Hagia Sophia Dijadikan Masjid
Mufti Besar Mesir, Shawky Alam, menganggap perubahan status Hagia Sophia di Istanbul, Turki, dari museum menjadi masjid merupakan tindakan yang terlarang.
Alam menganggap tempat bersejarah itu harus berfungsi seperti semula sebagai gereja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sebagai umat Muslim diperintahkan untuk melestarikan gereja. Nabi Muhammad SAW selalu merekomendasikan dalam perang untuk tidak menghancurkan kuil-kuil atau membunuh biksu," ucap Alam seperti dikutip Al Araby.
Alam mengatakan gereja dan masjid harus dilestarikan di seluruh dunia seperti yang terjadi selama peradaban Mesir. Ia merujuk pada fatwa pendahulunya, Laith bin Saad Fakih, yang menyatakan bahwa gereja adalah bagian dari arsitektur bumi dalam Islam.
2. WHO Sebut Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia hingga Awal 2021
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin virus corona belum bisa digunakan setidaknya hingga awal 2021.
Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Mike Ryan mengungkapkan vaksin virus corona belum bisa tersedia secara massal hingga awal tahun meski pengembangan vaksin menunjukkan kemajuan.
"Kita bisa mempersingkat waktu, tapi secara realistis (pengujian vaksin membutuhkan waktu hingga) awal tahun depan sebelum orang-orang bisa divaksinasi," kata Ryan, Rabu (22/7) seperti dikutip dari situs resmi WHO.
3. Konsulat Diperintah Ditutup, China Bersumpah Akan Balas AS
China bersumpah akan membalas Amerika Serikat atas perintah penutupan konsulatnya di Houston, Texas. Tiongkok menyebut penutupan mendadak kantor konsulatnya itu sebagai provokasi politis.
Lihat juga:AS Tuding China Makin Agresif dan Otoriter |
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan tindakan AS itu telah melanggar hukum internasional hingga perjanjian kekonsuleran antara Beijing-Washington.
"China mengutuk keras tindakan keterlaluan dan tidak adil itu, yang akan menyabotase hubungan China-AS. Kami mendesak AS untuk segera menarik keputusannya yang keliru, jika tidak kami akan merespons dengan tegas dan tepat," kata Wang, Rabu (22/7) seperti dikutip dari Straits Times.
(dea)