Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin virus corona belum bisa digunakan setidaknya hingga awal 2021.
Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Mike Ryan mengungkapkan vaksin virus corona belum bisa tersedia secara massal hingga awal tahun meski pengembangan vaksin menunjukkan kemajuan.
"Kita bisa mempersingkat waktu, tapi secara realistis (pengujian vaksin membutuhkan waktu hingga) awal tahun depan sebelum orang-orang bisa divaksinasi," kata Ryan, Rabu (22/7) seperti dikutip dari situs resmi WHO.
Selain itu, Ryan menyebut WHO harus memastikan bahwa vaksin harus terbukti aman dan efektif sebelum didistribusikan kepada khalayak umum.
Jika nantinya vaksin tersedia, dia menilai efektivitasnya tidak akan mencapai 100 persen.
"Vaksin tidak pernah 100 persen efektif (menangkal virus). Kita harus menunggu dan melihat seberapa efektif vaksin (yang ditemukan) dan berapa lama (durasi) perlindungannya," ucap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dalam media briefing WHO pada Senin (20/7), Ryan mengatakan hingga kini pengembangan vaksin menunjukkan kemajuan yang baik. Sejauh ini sudah ada 23 calon vaksin sedang dalam tahap pengembangan klinis.
Dia juga mengapresiasi vaksin yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Sejauh ini, vaksin tersebut telah diuji kepada seribu sukarelawan berusia 18-55 tahun dan tidak menunjukkan efek samping yang serius.
"Ini kabar bagus. Secara efektif, kami memiliki 23 calon vaksin dan 23 pengembangan klinis," ujar Ryan.
Virus corona mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Diduga virus itu berasal dari hewan lalu menular kepada manusia. Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara.
Hingga kini Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia dan 631.005 kematian. Sementara lebih dari 9 juta orang dinyatakan sembuh dari Covid-19
(ans/dea)