Serangkaian peristiwa terjadi pada Seni (10/8) yang dirangkum dalam kilas internasional. Diantaranya, kerusuhan di Chicago yang berujung pada aksi penjarahan hingga PM Libanon mengumumkan pengunduran diri sepekan setelah ledakan dahsyat di Beirut.
Kota Chicago, Illinois, Amerika Serikat, dilaporkan dilanda kerusuhan dan baku tembak di kawasan pertokoan di pusat kota.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (10/8), kerusuhan terjadi kawasan pusat perbelanjaan Magnificent Mile dan sejumlah daerah lain di tengah kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut juru bicara Kepolisian Chicago, Tom Ahern, polisi tidak mengetahui apa yang memicu kerusuhan. Namun, dia mengatakan petugas kepolisian di lapangan mengaku mendengar suara tembakan dan kemudian balas menembak.
Kerusuhan itu terjadi selepas tengah malam. Sejumlah coretan di dinding yang menyatakan slogan anti-polisi terlihat di lokasi.
Perdana Menteri Libanon Hassan Diab resmi mengumumkan pengunduran diri di tengah krisis politik pascaledakan di Pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu.
Dilansir CNN, pengunduran diri Diab disampaikan pada Senin (10/8) malam waktu setempat, kurang dari seminggu setelah ledakan besar di Beirut. Perdana Menteri Hassan Diab menyampaikan secara langsung pengunduran dirinya dan pemerintahannya.
"Hari ini kami mengindahkan orang-orang dan tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas bencana," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Inilah mengapa hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintahan."
Jumlah penduduk Amerika Serikat yang memutuskan melepas kewarganegaraan mereka dilaporkan meningkat, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh firma akuntansi Bambridge.
Seperti dilansir CNN, Senin (10/8), menurut data Bambridge, ada lebih dari 5.800 warga AS yang melepas kewarganegaraan mereka dalam semester pertama 2020. Mereka membandingkan dengan data pada rentang waktu yang sama di 2019.
Pada tahun lalu, mereka mencatat ada 2.072 penduduk AS yang melepas kewarganegaraan. Firma itu mengkhususkan diri mengurus perpajakan warga AS dan Inggris yang bermukim di luar negeri.
Bambridge menyatakan mereka juga melakukan eksaminasi data kependudukan yang dipaparkan oleh pemerintah AS setiap tiga bulan sekali.
"Mereka adalah orang-orang yang memutuskan pergi dari AS dan tidak akan berurusan dengan negara lagi," kata Alistair Bambridge, salah satu rekanan di firma akuntansi itu.
(evn)