Selandia Baru memutuskan untuk mengisolasi (lockdown) semua rumah jompo setelah kembali ditemukan laporan infeksi virus corona. Penutupan rumah jompo secara nasional berlaku mulai Rabu (12/8) siang.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan terpaksa melakukan hal itu untuk melacak sumber penularan virus corona yang kembali ditemukan setelah 102 hari menyatakan diri terbebas dari pandemi.
"Saya menyadari betapa sulitnya hal ini bagi mereka yang memiliki orang yang dicintai di fasilitas rumah jompo, tetapi ini adalah cara terbaik yang dapat kami lakukan untuk melindungi dan merawat mereka," kata Ardern dalam konferensi pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari AFP, empat orang warga Auckland pada Selasa (11/8) dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Belum diketahui sumber penularan virus yang menginfeksi empat orang tersebut.
Warga Auckland diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah selama tiga hari.
Untuk memastikan warga mematuhi aturan ini, polisi mengenakan masker dikerahkan ke sejumlah jalan utama di Auckland.
Petugas kesehatan dikerahkan ke panti jompo di seluruh negeri yang dikhawatirkan menjadi klaster baru penyebaran virus corona.
Keputusan ini memicu aksi borong kebutuhan pokok di supermarket di seluruh Selandia Baru. Selain itu juga terjadi antrean panjang di sejumlah tempat pengetesan virus corona.
Ardern mengatakan adanya laporan Covid-19 bisa memengaruhi jadwal pemilu pada 19 September mendatang. Ia mengatakan ada kemungkinan pemilu diundur untuk fokus mengatasi wabah.
"Kami sedang berdiskusi dengan Komisi Pemilihan, supaya kami memastikan semua opsi terbuka. Belum ada keputusan, seperti yang bisa Anda bayangkan," kata Ardern.
Selandia Baru kerap menjadi contoh keberhasilan negara menaklukkan virus corona lewat keputusan cepat memberlakukan lockdown. Adanya laporan kasus baru ini menjadikan Selandia Baru secara total memiliki 1.570 infeksi Covid-19 dengan 22 kematian.
(evn)