Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, tetap membantah tuduhan bahwa mereka berada di balik upaya meracun tokoh oposisi Alexei Navalny (44), dan menyatakan sampai saat ini pemerintah Jerman yang merawat aktivis itu tak kunjung memberikan data-data soal dugaan upaya meracun itu.
"Sampai sejauh ini kami belum menerima informasi apapun. Kami harapa secepatnya hal itu dilakukan dan bisa membantu kami apa yang menyebabkan dia berada dalam kondisi seperti saat ini," kata Peskov dalam jumpa pers di Moskow, seperti dilansir Associated Press, Jumat (4/9).
Navalny pingsan di atas pesawat dalam penerbangan dari kota Tomsk, Siberia, menuju Moskow pada 20 Agustus. Pilot lantas mendarat darurat di Omsk, kemudian Navalny dilarikan ke rumah sakit setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Peskov, dari hasil analisis dokter di RS Omsk yang pertama kali menangani Navalny menyatakan tidak menemukan jejak racun di tubuh sang aktivis.
Dua hari kemudian, Navalny diterbangkan ke Jerman lantas dirawat di Rumah Sakit Charite. Dari hasil analisis laboratorium medis dan militer, mereka menyatakan menemukan kadar racun zat saraf Novichok di tubuh Navalny.
Navalny sampai saat ini dilaporkan masih dalam kondisi koma, tetapi stabil. Dokter yang merawat memperkirakan pegiat antikorupsi itu bakal memerlukan waktu yang lama untuk pulih.
Dokter di Jerman juga belum bisa memperkirakan dampak jangka panjang apa yang akan terjadi jika Navalny bisa pulih.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan dia sudah membaca pernyataan Peskov terkait kasus Navalny. Menurut dia saat ini kewajiban untuk menjelaskan ada di tangan Rusia.
"Semua hal itu tergantung dari tanggapan dan sikap pemerintah Rusia. Saya tidak ingin menambahkan apa-apa lagi," kata Merkel usai bertemu dengan Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven.
Peskov menyatakan mereka sudah meminta data-data tentang kondisi Navalny melalui Kejaksaan Agung. Kementerian Hukum Jerman membenarkan mereka sudah menerima surat permintaan itu, tetapi enggan merinci lebih jauh.
Lihat juga:Alexei Navalny, Pendekar Oposisi Rezim Rusia |
Lofven juga ikut menyampaikan pernyataan terkait kasus yang dialami Navalny.
"Kita harus menanggapi. Sesuatu terjadi di dalam pesawat di wilayah hukum Rusia, jadi saya pikir rasanya tepat bahwa kini upaya penyelidikan ada tangan mereka," ujar Lofven.
Menurut catatan, pemerintah Inggris menyatakan zat Novichok juga digunakan dalam upaya pembunuhan terhadap mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal, pada 2018 silam. Saat itu anak perempuan Sergei, Yulia, yang mengunjungi sang ayah juga terkena racun itu. Keduanya selamat dari kejadian itu.
Lelaki berusia 44 tahun itu menjadi satu di antara tokoh oposisi Rusia yang kerap mengkritik kebijakan Presiden Vladimir Putin. Dia sudah merasakan bolak-balik ditangkap, dipenjara, bahkan diculik dan dibuang ke Siberia, serta berbagai bentuk intimidasi yang diduga dilakukan pemerintah Rusia.
![]() |