Nestapa Pekerja Seks Transgender Dominika karena Corona

CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2020 02:53 WIB
Pekerja seks transgender di Republik Dominika menjalani hidup yang nestapa sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda negara itu pada Maret lalu.
Ilustrasi prostitusi. Pekerja seks transgender di Republik Dominika menjalani hidup yang nestapa sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda negara itu pada Maret lalu. (Istockphoto/ Motortion)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pekerja seks transgender di Republik Dominika menjalani hidup yang nestapa sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda negara itu pada Maret lalu.

Salah seorang pekerja seks transgender, Luna Veras, mengatakan dirinya harus berjuang keras untuk mencari nafkah. Ketakutan akan penyebaran Covid-19 dan diberlakukannya jam malam membuat bisnis itu turun hingga 80 persen.

"Saya hidup dari (menjadi) pekerja seks. Saat pandemi Covid-19 ini, kami para pekerja seks transgender berada dalam krisis. Ekonomi terhenti," ujar Veras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir AFP, Veras tinggal di lingkungan miskin di ibu kota negara Karibia, Santo Domingo. Di sana, prostitusi legal dijalankan asal dilakukan secara sukarela.

Jam malam yang diberlakukan oleh Pemerintah Dominika untuk memperlambat penyebaran virus telah mempengaruhi kehidupan para pekerja seks secara dramatis.

Menurut angka dari pemerintah sejauh ini, tercatat ada 97 ribu kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 1.801 kematian akibat virus corona di negara berpenduduk kurang dari sebelas juta tersebut.

Versa (47) yang dinyatakan positif mengidap HIV, mulai panik bahwa ia akan tertular virus corona mengingat efek drastis yang bisa ditimbulkan virus itu terhadap kesehatannya.

Meski demikian, tetap saja dia terus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup. Salah satu yang berbeda hanyalah saat ini dia bekerja menggunakan masker.

Akibat pemberlakuan jam malam, dia hanya membuat janji temu melalui telepon.

Bila sebelumnya Veras dapat mengantongi pendapatan sekitar 10 ribu peso atau sekitar Rp2,5 juta, kini pendapatannya turun drastis. Untuk bertahan hidup, dia menyambi bekerja dengan membersihkan rumah-rumah.

ilustrasi ProstitusiPekerja seks transgender di Republik Dominika menjalani hidup yang nestapa sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda negara itu pada Maret lalu. (Istockphoto/ Gremlin)

Pekerja seks transgender lainnya, Yohana Espinoza yang juga positif HIV mengatakan mustahil baginya untuk mendapatkan pekerjaan tetap yang dianggap layak.

Hal itu karena dia tidak memiliki akta kelahiran atau dokumen identitas resmi. Dia juga tidak bisa membaca dan menulis.

Dengan pendapatan yang terus menurun, banyak pekerja seks yang bergantung pada bantuan dari badan amal dan organisasi internasional.

"Ini situasi yang sulit, beberapa orang hampir tidak dapat bertahan hidup," ujar Christian Kingsley, pemimpin TRANSSA, organisasi yang memberikan bantuan bagi para transgender di Dominika.

"Kami tidak memiliki sarana, tapi kami mencoba membantu mereka dengan (memberi) makanan dan peralatan pelindung terhadap Covid-19," tambahnya.

Kingsley mengatakan sejauh ini, kelompoknya telah membantu 600 orang untuk mendaftar program pemerintah yakni "Quedate en casa" atau tinggal di rumah.

Program itu bertujuan untuk memberikan hibah bulanan sebesar 5 ribu peso untuk membantu masyarakat membeli makanan sejak awal pandemi.

(afp, ans/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER