China menuding Microsoft telah mengarang tuduhan bahwa Tiongkok melakukan serangan siber terhadap staf kampanye calon presiden presiden Amerika Serikat.
"Microsoft memalsukan dan menciptakan masalah. Pemilihan presiden AS adalah urusan internal AS," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, dilansir dari AFP, Kamis (11/9).
Zhao menegaskan China tidak tertarik sama sekali untuk ikut campur dengan urusan pemilu AS dan tidak pernah ikut campur sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Microsoft menyatakan bahwa mereka mendeteksi dan menggagalkan sejumlah peretas Rusia dan China yang berupaya menyerang staf kampanye calon presiden Amerika Serikat.
Wakil Presiden Microsoft, Tom Burt, mengatakan bahwapara peretas tersebut berupaya menyerang tim kampanye capres dari Partai Republik, Donald Trump, dan dari Partai Demokrat, Joe Biden.
"Dalam beberapa pekan belakangan, Microsoft mendeteksi serangan siber menargetkan orang dan organisasi yang terlibat dalam pilpres, termasuk serangan gagal ke orang yang terkait dengan kampanye Trump dan Biden," katanya.
Burt mengungkapkan bahwa kelompok hacker yang berbasis di Rusia, Strontium, meretas lebih dari 200 organisasi.
Sementara itu, kelompok peretas basis China, Zirconium, "menyerang individu-individu penting yang terkait dengan pemilu, termasuk yang terkait dengan kampanye Joe Biden dan pemimpin penting lainnya di komunitas internasional."
Tak hanya dari China dan Rusia, Microsoft juga mendeteksi serangan siber kelompok peretas yang berbasis di Iran, Phosphorus. Menurut Microsoft, Phosphorus menargetkan akun pribadi dari orang-orang yang berkaitan dengan kampanye Trump.
(ndn/dea)