Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berada di Washington D.C., Amerika Serikat, pada Senin (14/9), untuk menghadiri penandatanganan perjanjian normalisasi hubungan dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA).
Melansir Middle East Eye, Selasa (15/9), Netanyahu dan pejabat dari Uni Emirat Arab (UEA) serta Bahrain akan menandatangani kesepakatan yang disponsori oleh Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan diplomatik.
Presiden Donald Trump dijadwalkan menjadi tuan rumah dalam upacara itu yang akan berlangsung di Gedung Putih. Dia akan turut hadir di hadapan Netanyahu, Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif bin Rashid al-Zayan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kantor berita resmi Bahrain dan UEA, kedua menteri dari negara Teluk tersebut juga telah tiba di ibu kota AS pada Senin kemarin.
Daftar lengkap kehadiran peserta belum dirilis oleh Gedung Putih, tetapi Hungaria mengumumkan bahwa menteri luar negeri mereka akan hadir. Kehadiran ini sekaligus menandai Hungaria sebagai satu-satunya perwakilan dari negara Eropa.
Pada Jumat pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa Bahrain telah mengikuti langkah UEA dengan menyetujui normalisasi hubungan dengan Israel, meski langkah itu dikecam secara luas oleh oposisi dan aktivis Bahrain.
Kesepakatan normalisasi tersebut juga dikecam oleh Palestina dengan menyebutnya sebagai pengkhianatan negara Arab atas perjuangan mereka melawan pendudukan Israel.
Perjalanan Netanyahu ke AS dilakukan hanya beberapa hari sebelum penerapan penguncian wilayah (lockdown) ketat di Israel selama tiga pekan untuk menahan laju penyebaran virus corona.
Lihat juga:Normalisasi Arab-Israel dan Nasib Palestina |
Kebijakan lockdown kembali memicu aksi protes terhadap Netanyahu, yang sudah didemo supaya segera mundur akibat terlibat kasus korupsi. Pengunjuk rasa mendesak Netanyahu mengundurkan dirinya atas penanganan pandemi yang buruk dan persidangannya terkait kasus korupsi.
Menurut surat kabar Israel, Jerusalem Post, para pengunjuk rasa dilaporkan sempat menghalangi Netanyahu menuju Bandara Ben Gurion pada Minggu pekan lalu. Mereka berhasil memblokir pintu masuk ke Terminal 3, yakni terminal utama untuk keberangkatan internasional.
Sebuah organisasi yang ikut dalam aksi protes, Black Flags, mengecam perjalanan Netanyahu ke AS sebagai hal yang tidak bisa dibenarkan.
"Sesaat sebelum memasuki lockdown, alih-alih menangani bencana yang ia sebabkan, Netanyahu melarikan diri selama empat hari untuk berkampanye di Amerika Serikat," kata organisasi itu.
Netanyahu dilaporkan sempat berencana menyewa pesawat jet pribadi untuk menuju AS. Namun, akhirnya dia memutuskan berangkat menggunakan pesawat maskapai nasional Israel, El Al, bersama dengan para rombongan pejabat untuk menghadiri perjanjian damai itu.
(ayp)