Kandidat calon presiden Joe Biden menyambut baik kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Pernyataan Biden tersebut disampaikan setelah ketiga negara menandatangani perjanjian Abraham Accords di Gedung Putih, Washington, DC, AS pada Selasa (15/9).
"Saya menyambut baik Uni Emirat Arab dan Bahrain (karena) mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Senang rasanya melihat orang di Timur Tengah mengakui Israel dan bahkan menyambutnya sebagai mitra," kata Biden dalam sebuah pernyataan, melansir situs resmi kampanye Biden-Harris, Rabu (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintahan Biden-Harris akan membangun langkah-langkah ini, menantang negara-negara lain untuk mengimbangi, dan bekerja untuk memanfaatkan hubungan yang telah tumbuh ini dengan kemajuan menuju solusi dua negara dan kawasan yang lebih stabil dan damai," lanjutnya.
Mengutip i24News, kesepakatan yang ditengahi AS itu ditandatangani oleh Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain di Gedung Putih, Washington D.C., AS.
Kesepakatan itu diresmikan dalam sebuah upacara di halaman selatan Gedung Putih pada Selasa (15/9) di depan ratusan tamu yang menghadiri acara tersebut.
![]() Infografis Negara Mayoritas Muslim yang Resmi Akui Israel |
Trump memuji kesepakatan itu sebagai "hari bersejarah untuk perdamaian" dan diharapkan akan meningkatkan peluangnya untuk terpilih kembali dalam pemilihan umum AS pada November mendatang.
Lebih lanjut, Trump mengatakan perjanjian itu "akan berfungsi sebagai dasar untuk perdamaian yang komprehensif di seluruh wilayah".
Sementara itu, warga Palestina mengecam kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk pengkhianatan. Pada Selasa, mereka menggelar aksi protes di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Melansir Middle East Eye, warga dan pemerintah Palestina serta kelompok Hamas mengutuk perjanjian yang ditengahi AS tersebut. Palestina mengatakan aksi yang dilakukan UEA dan Bahrain merupakan 'tikaman di belakang' bagi rakyat mereka.