Presiden Donald Trump menunjuk Amy Coney Barrett untuk menggantikan Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg yang meninggal.
Dikutip dari AFP, Trump berdiri di samping Barrett pada pengumuman keputusannya itu di Rose Garden di Gedung Putih, sambil menyanjungnya sebagai "salah satu pemikir paling cemerlang dan paling berbakat" di dunia hukum.
Meskipun ia sadar keputusannya itu akan mendapat tentangan kuat dari Partai Demokrat di DPR, ia memperkirakan persetujuan yang "sangat cepat" dan "lugas" di Senat yang didominasi oleh Partai Republik akan didapatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mendapat persetujuan, Barrett akan mengisi kursi yang ditinggalkan oleh almarhum hakim Ruth Bader Ginsburg. Keberadaannya di MA kemungkinan makin mengarahkan pengadilan ke sayap kanan, dari yang semula unggul 5 berbanding 4, kini bisa menjadi semakin solid ke 6 banding 3.
Trump sebelumnya telah mengisi dua dari sembilan kursi di pengadilan tinggi.
Dengan memudarnya pengaruh kaum liberal, pengadilan kemungkinan akan makin banyak menghadapi sengketa peradilan besar, termasuk soal hak aborsi dan jaminan sosial Obamacare, hingga perselisihan hasil Pilpres 2020, dengan Trump sebagai salah satu pesertanya.
Trump, yang tertinggal jauh dalam berbagai survei, berulang kali mengatakan dia kemungkinan harus menggugat hasil Pilpres di Mahkamah Agung, sambil menuding Partai Demokrat, yang mengusung pesaingnya, Joe Biden, terkait kecurangan.
Yel-yel "Isi kursinya!" pun telah menjadi nyanyian standar dalam rangkaian kampanye Trump.
Biden pun bereaksi dengan mengatakan "Senat tidak boleh bertindak" terkait pengisian kursi Hakim Agung, sampai Presiden baru hasi Pilpres AS 2020 terpilih.
Partai Demokrat sendiri marah dengan keputusan Trump menunjuk calon Hakim Agung dalam tempo singkat. Terlebih, mendiang Ginsburg, salah satu ikon feminis terbesar di Negeri Paman Sam, merupakan sekutu tetap sayap kiri.
"Mempertimbangkan fakta bahwa calon Mahkamah Agung ini dapat menjabat di pengadilan selama 30 tahun, sangat keterlaluan bahwa mereka (Partai Republik) ingin menyetujuinya dalam waktu kurang dari 30 hari," kata Senator Dick Durbin, yang juga kader Partai Demokrat, kepada CNN.
(afp/arh)