Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan dirawat di rumah sakit militer Walter Reed selama beberapa hari setelah diberi obat eksperimen untuk Covid-19 pada Jumat (2/10).
"Atas rekomendasi dokter dan ahli medis, presiden akan bekerja dari kantor kepresidenan di Walter Reed selama beberapa hari," ujar sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany.
Dokter kepresidenan AS, Sean Conley, menyatakan bahwa Trump menerima satu dosis obat eksperimen Covid-19 dari perusahaan Regeneron sesaat sebelum dibawa ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sedang dievaluasi oleh tim ahli dan kami akan membuat rekomendasi untuk presiden dan ibu negara untuk langkah terbaik selanjutnya," ujar Conley dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Sejumlah ahli mengkritik langkah tim medis Gedung Putih karena memberikan obat eksperimen Covid-19 yang belum terbukti.
"Kita tidak seharusnya memberikan presiden pengobatan yang belum terbukti berhasil," ujar dokter ahli pengobatan, Jeremy Faust.
Senada dengan Faust, profesor University of California San Francisco, Vinay Prasad, juga menganggap keputusan tim medis tersebut sangat buruk.
"Secara ilmiah buruk, obat buruk, dan etika juga buruk karena memberikan hal yang belum terbukti ke orang berkuasa yang bahkan tidak kalian berikan ke orang biasa," katanya.
Namun, CEO Regeneron, Leonard Schleifer, mengatakan kepada New York Times bahwa pihaknya memberikan obat itu karena diminta oleh tim dokter kepresidenan.
"Yang bisa saya katakan adalah mereka meminta agar bisa menggunakannya, dan saya dengan senang hati memenuhi permintaan itu," ucapnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa Trump bukan orang pertama yang menerima pengobatan menggunakan antibodi tersebut.
"Namun, ketika presiden Amerika Serikat yang menggunakan, tentu kami sangat memperhatikan," katanya.
(has)