Azerbaijan menuding Armenia tengah menargetkan kota-kota lain di luar zona konflik untuk melancarkan serangan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Himt Hajiyev, pembantu presiden Azerbaijan Ilkham Aliyev.
Hajiyev mengatakan, Armenia tengah menargetkan serangan rudal ke kota-kota besar seperti Ganja dan Mingachevir. Keduanya merupakan kota terbesar di Azerbaijan yang berjarak 100 kilometer dari ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert.
Dalam video yang diunggah pada Minggu (4/10), Hajiyev menggambarkan bangunan rusak yang disebutnya sebagai aksi serangan rudal 'besar-besaran Armenia di daerah padat penduduk' di Ganja. Kendati video tersebut tidak dapat dipastikan keasliannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Associated Press, dalam cuitan lainnya di hari yang sama, Hajiyev juga mengatakan jika pasukan Armenia menembakkan rudal ke Mingachevir, daerah pusat reservoir air dan pembangkit listrik utama.
Kementerian pertahanan Armenia dengan keras membantah tudingan tersebut. Juru bicara kemenhan Armenia, Shushan Stepanian mengatakan tidak ada serangan dari pihaknya ke arah Azerbaijan dan menyebut tudingan itu sebagai respons 'putus asa'.
Sementara itu, pemimpin Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan mengatakan bahwa dia telah memerintahkan pasukan untuk menembakkan roket untuk 'menetralkan benda-benda militer' di Ganja. Namun kemudian ia memerintah untuk menghentikan serangan demi menghindari korban sipil.
Juru bicara Vahram Poghosyan mengatakan kepada media Armenia pada Minggu malam bahwa tidak ada alasan bagi pasukan Nagorno-Karabakh untuk menargetkan Mingachevir.
Sejauh in pejabat Azezrbaijan membantah ada benda militer yang terkena serangan di Ganja, kendati mereka tak menampik adanya kerusakan infrastruktur sipil dan satu korban jiwa.
"Menembaki wilayah Azerbaijan dari wilayah Armenia jelas provokatif dan memperluas zona permusuhan," kata Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov dalam sebuah pernyataan.
Pejabat Nagorno-Karabakh mengatakan hampir 200 prajurit di pihak mereka telah tewas dalam bentrokan sejauh ini. Delapan belas warga sipil tewas dan lebih dari 90 lainnya luka-luka. Pihak berwenang Azerbaijan belum memberikan rincian tentang korban militer mereka, tetapi mengatakan 24 warga sipil tewas dan 111 lainnya terluka di pihak mereka.
Nagorno-Karabakh merupakan daerah sengketa selama era Uni Soviet. Mereka mengklaim merdeka dari Azerbaijan pada 1991, kendati tidak mendapat pengakuan dunia.
Bentrokan antara Armenia dan Azerbaijan telah terjadi selama sepekan terakhir. Pemimpin dunia telah menyerukan kedua pihak untuk gencatan senjata dan memilih jalur perdamaian, namun mendapat penolakan.
(ndn/evn)