Dua Jurnalis Prancis Jadi Korban Perang Armenia-Azerbaijan

AFP | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2020 11:49 WIB
Dua jurnalis dari harian Prancis, Le Monde dilaporkan terluka saat terjadi perang Armenia-Azerbaijan di Martuni, wilayah Artsakh.
Dua jurnalis asal Prancis dilaporkan jadi korban terluka dalam perang Armenia-Azerbaijan. (Foto: AP/)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang reporter dan fotografer yang bekerja untuk harian Prancis, Le Monde, terluka dalam pertempuran di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh dalam perang antara Armenia dan Azerbaijan.

Editor Berita, Luc Bronner membenarkan bahwa dua jurnalisnya terluka setelah Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan dua jurnalis itu terkena bom dari pasukan Azerbaijan.

"Dua wartawan Prancis dari Le Monde terluka di Martuni di wilayah Artsakh... mereka telah dibawa ke rumah sakit," kata Kemlu Armenia, seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya juga menambahkan jika dua jurnalis Armenia turut terluka dalam penembakan di wilayah tersebut.

Beberapa jurnalis termasuk satu tim dari AFP sedang mewawancarai warga di Martuni dan menilai kerusakan akibat pemboman sebelumnya ketika penembakan dimulai. Tak seorang pun dari tim AFP terluka.

Pertempuran sengit di Nagorno-Karabakh berkecamuk selama empat hari terakhir. Korban sipil yang tewas dari kedua belah pihak juga meningkat pesat, Armenia mencatat 104 kematian militer dan 23 warga sipil.

Sementara Armenia mengklaim bahwa Azerbaijan kehilangan 130 tentara dan 200 orang lainnya luka-luka.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya telah menewaskan 2.300 pasukan separatis Karabakh dan 'menghancurkan 130 tank, 200 unit artileri, 25 unit anti-pesawat, lima depot amunisi, 50 unit anti-tank, dan 55 kendaraan militer'.

"Angkatan bersenjata Armenia menghancurkan 29 tank dan kendaraan lapis baja," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Wilayah Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan setelah jatuhnya Tirai Besi yang memicu perang di awal 1990-an dan merenggut 30 ribu nyawa. Tapi wilayah itu belum mendapat pengakuan dunia sebagai negara merdeka, termasuk oleh Armenia.

Sebagian besar pembicaraan untuk menyelesaikan konflik telah terhenti sejak perjanjian gencatan senjata pada 1994. Namun perang antara Armenia dan Azerbaijan kembali pecah pada Senin (28/9) dini hari.

(ans/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER