Waspada Gelombang II Corona, Paris Tutup Kafe dan Bar 2 Pekan

AFP | CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2020 21:01 WIB
Pemerintah kota Paris, Prancis mentuup kafe dan bar selama dua pekan untuk menghindari gelombang kedua penularan virus corona.
Paris akan menutup kafe dan bar selama dua minggu demi mewaspadai gelombang kedua corona. (Foto: AFP/MARTIN BUREAU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah kota Paris, Prancis mengumumkan untuk menutup kafe dan kelab malam selama dua pekan demi menekan potensi gelombang kedua pandemi virus corona.

Prancis hingga saat ini mencatat nyaris 17 ribu kasus baru Covid-19 pada Sabtu (3/10), lonjakan tertinggi kasus harian sejak pemerintah memperluas tes corona.

Data statistik Worldometers mencatat hingga saat ini Prancis memiliki 619.190 kasus corona dengan 32.230 kematian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala polisi Paris, Didier Lallemant mengatakanpenutupan bar dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah pengereman untuk menekan penyebaran virus.

Mengutip AFP, restoran akan tetap diizinkan buka selama menerapkan protokol kesehatan, termasuk menyediakan gel pencuci tangan, mengharuskan pengunjung pakai masker dan menjaga jarak antar kursi satu meter.

Selain Prancis, negara Eropa lainnya juga mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang kedua Covid-19. Eropa saat in mencatat lebih dari 6 juta kasus dan 235.553 kematian.

Pemerintah Irlandia tengah mempertimbangkan untuk memberlakukan penguncian nasional setelah ada lonjakan kasus baru.

Tim Darurat Kesehatan Masyarakat Nasional merekomendasikan agar seluruh negara kembali memberlakukan pembatasan seperti saat penguncian awal pada Maret lalu.

Sementara itu, Spanyol memutuskan untuk lockdown parsial dua kota dengan kasus corona tertinggi yakni Leon dan Valencia.

Sebelumnya pemerintah Spanyol juga memberlakukan larangan bagi warga Madrid dan sembilan kota di sekitarnya untuk meninggalkan bats kota, selain untuk keperluan kerja, sekolah, atau medis dan hukum selama dua pekan.

Berbeda dengan negara Eropa lain, Rusia justru tidak berencana memberlakukan kembali penguncian kendati ada tambahan 10.888 kasus baru pada Minggu (4/10).

(evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER