Mengurai Misteri Angka Kematian Rendah Corona di India

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 09:41 WIB
Angka kematian akibat virus corona di India tercatat lebih rendah dibanding negara-negara lain yang juga memiliki jumlah kasus banyak.
Ilustrasi angka kematian corona di India rendah. (AP/Altaf Qadri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Angka kematian akibat virus corona di India lebih rendah dibanding negara-negara lain yang juga memiliki jumlah kasus banyak. Pada hari Minggu (11/10) ada 108.334 kematian akibat Covid-19 sejak kematian pertama dilaporkan pertengahan Maret.

Jumlah positif corona di India secara kumulatif sendiri saat ini berjumlah 7 juta. Menurut perhitungan Johns Hopkins University, jumlah kematian corona India per 100 penduduk hanya 1,5 persen. 

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat, negara yang paling banyak terinfeksi, memiliki tingkat kematian 2,8 persen. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, jumlah kematian di India per 100.000 penduduk terinfeksi adalah 7,73, sedangkan  64,74 di Amerika Serikat.

Angka yang rancu itu telah membingungkan para ahli. Beberapa di antaranya menduga angka kematian rendah karena kekebalan tubuh yang didapat penduduk karena penyakit lain. 

Ahli virologi T.Jacob John mengatakan kepada AFP ada kemungkinan bahwa penyakit seperti demam berdarah telah memberikan antibodi kepada penduduk terhadap virus corona.

Ahli lain menyatakan mengatakan masuk akal juga bahwa paparan virus corona ringan lainnya dapat memberikan kekebalan silang. Kendati begitu, semua ahli sepakat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang hal ini.
 
Infeksi pertama corona di India terdeteksi pada 30 Januari, dengan angka melewati 100 pada pertengahan Maret.

Pada saat itu, epidemi sudah lebih dulu berkecamuk di seluruh Eropa. Italia telah melaporkan lebih dari 24.000 infeksi dan hampir 2.000 kematian, sementara Prancis mencatat hampir 5.500 kasus dan sekitar 150 kematian.

Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan penguncian nasional mulai 25 Maret yang sangat membatasi pergerakan.

Berdasarkan laporan AFP, India kini sudah tidak menghitung semua kematian. Banyak kematian di pedesaan tidak dicatat kecuali orang tersebut pernah dirawat di rumah sakit. 

Di banyak kota, penghitungan yang diberikan oleh pemerintah kota dan di kuburan dan krematorium tidak cocok.

Aktivis menuduh beberapa negara bagian India telah memanipulasi angka kematian.  Banyak yang mengubah penyebab kematian akibat corona dengan penyakit lain.

"Sistem pengawasan kematian rutin kami yang buruk, sejak awal diduga banyak kematian," kata Ahli Pengobatan komunitas yang berbasis di Bangalore, Hemant Shewade.

Shewade, yang telah menganalisis data korban resmi India, mengatakan banyak kematian yang diduga akibat corona tidak dicatat.

Dalam beberapa kasus, virus corona mungkin tidak masuk dalam daftar penyebab kematian bagi pasien dengan kondisi medis lain.

Shewade menambahkan survei serologis (menguji darah untuk antibodi untuk memperkirakan berapa banyak yang telah melawan virus) yang dilakukan pemerintah menunjukkan data yang mencengangkan.

Setelah melakukan survei serologis, jumlah kasus positif corona bisa 10 kali lipat dari jumlah resmi yang telah dirilis saat ini. Dengan begitu katanya, jumlah kematian bisa lebih dari yang ada saat ini dilaporkan. 

(ndn/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER