Pemerintah China menyatakan dengan terpilih kembali menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai pembuktian bahwa dunia tidak terpengaruh terhadap kritik yang telah dilontarkan selama ini kepada mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, juga menepis kritik terhadap pemilihan China pada dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo.
"(Pemilihan) ini sepenuhnya mencerminkan pengakuan tinggi komunitas internasional atas perkembangan dan kemajuan perjuangan hak asasi manusia China dan partisipasi China dalam tata kelola hak asasi manusia global," kata Zhao kepada wartawan pada jumpa pers rutin di Beijing, seperti dilansir Associated Press, Rabu (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zhao kemudian balik menyerang Amerika Serikat dan mengatakan bahwa Negeri Paman Sam mencampuri urusan dalam negeri negara lain dengan menggunakan hak asasi manusia sebagai dalih.
Rusia dan China terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk periode tiga tahun ke depan. Sementara Arab Saudi gagal dalam upaya untuk memenangkan tempat di badan 47 kursi itu.
China dan Arab Saudi bersaing dengan Pakistan, Uzbekistan, dan Nepal untuk empat kursi. China memperoleh 139 suara, turun dari terakhir kali mencalonkan diri pada tahun 2016 di mana ketika itu meraih 180 suara.
Arab Saudi yang saat ini menjadi Ketua G20 hanya berada di urutan kelima dengan 90 suara, kalah dari Nepal dengan 150 suara.
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi upaya Saudi untuk meningkatkan citranya setelah Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman, tersangkut kasus pembunuhan jurnalis The Washington Post, Jamal Khashoggi.
Kekalahan Saudi menyusul lobi menit-menit terakhir dari organisasi hak asasi manusia yang memperingatkan bahwa kredibilitas badan tersebut akan dipertaruhkan jika Arab Saudi, Rusia, dan China semuanya terpilih.
Para aktivis telah mengecam China saat masuk dalam nominasi Dewan HAM PBB. LSM pemantau yang berbasis di Jenewa, UN Watch, mengatakan jika hal tersebut terjadi itu artinya sama saja mengizinkan terpidana pembakaran untuk bergabung dengan pemadam kebakaran.
Dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh UN Watch, Presiden dari Citizen Power Initiatives for China dan mantan tahanan politik, Yang Jianli, menyatakan China terlibat dalam gejolak politik di Hong Kong.
"Dengan standar apapun China telah menyalahgunakan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia PBB. Jika ini adalah pemilihan untuk dewan pelanggar hak asasi manusia PBB, akan lebih dari pantas untuk memilih China, karena mereka memimpin dunia dalam melanggar hak asasi manusia," ucapnya dilansir dari The Guardian.
Dia mengatakan negara-negara demokrasi memiliki kewajiban untuk memberikan suara menentang Beijing.
Para korban pelanggaran hak asasi manusia di China, kata Yang, juga berhak mengetahui bagaimana negara-negara demokrasi itu memberikan suara dalam pemungutan suara rahasia.
(ndn/ayp)