Pemerintah Israel memutuskan untuk merelaksasi atau melonggarkan aturan penguncian wilayah (lockdown) mulai hari ini, Minggu (18/10). Upaya itu dilakukan usai kasus penambahan warga positif virus corona (covid-19) di Israel yang diklaim melandai dalam sepekan terakhir.
"Kami akan keluar dari lockdown dengan hati-hati kali ini, seiring dengan rencana yang ditetapkan oleh para ahli di kementerian kesehatan," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilansir dari AFP, Minggu (18/10).
Netanyahu mengungkapkan, keputusan relaksasi lockdown ini sudah disepakati pada Kamis (15/10) usai penetapan lockdown pada (18/9) lalu. Israel pun telah menetapkan lockdown untuk kedua kalinya sejak pandemi ini terjadi. Upaya itu dilakukan guna menekan laju penyebaran virus corona yang mengalami lonjakan kasus terbanyak pada September lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, terjadi penurunan kasus dalam sepekan terakhir, seperti pada Jumat (16/10) yang mencatat penambahan sekitar 1.695 kasus baru. Padahal menurut data worldometers, Israel sempat pecah rekor penambahan kasus harian terbanyak sejumlah 11.316 kasus pada (23/9) lalu.
Kendati demikian, beberapa wilayah yang masuk zona merah atau wilayah dengan risiko penularan covid-19 yang tinggi akan tetap lockdown hingga Rabu (21/10) mendatang. Netanyahu juga menegaskan kebijakan relaksasi ini bersifat tentatif dan melihat kondisi situasi perkembangan kasus covid-19 di Israel.
"Jika semua orang mengikuti aturan, saya yakin itu akan berhasil," lanjutnya.
Lebih lanjut, Netanyahu menyebut pelonggaran lockdown dijadwalkan berlangsung dalam beberapa tahap, hingga Februari 2021 mendatang. Beberapa poin pelonggaran yang perlu dicatat adalah kembali dibebaskannya mobilitas warga untuk bepergian lebih dari satu kilometer dari rumah.
Kemudian, beberapa fasilitas publik seperti taman kanak-kanak serta taman nasional dan pantai kembali dibuka. Begitu pula dengan Tembok Barat, Gereja Makam Suci, dan kompleks masjid Al-Aqsa.
Sementara itu, data perkembangan kasus virus corona di Israel per Sabtu (17/10) mencapai 302.770 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 265.445 orang dinyatakan telah pulih, sementara 2.190 di antaranya meninggal dunia.
(khr/chs)