Emmanuel Macron, Sosok Liberal yang Tuai Kecaman soal Islam

CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2020 19:48 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, kini ramai diperbincangkan akibat pernyataannya yang dinilai menghina Islam.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (AFP PHOTO / Martin BUREAU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tengah ramai diperbincangkan dan menuai kecaman dari para pemimpin negara lain akibat pernyataannya yang dinilai menghina Islam.

Ajakan untuk memboikot produk Prancis pun menggema di kawasan Arab dan Timur Tengah, beberapa di antaranya sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar. Tagar #BoycottFrenchProducts pun menjadi tren di media sosial.

Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron merupakan presiden Prancis termuda dalam sejarah negara itu, ia terpilih pada 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Biography, Macron lahir di Amiens, Prancis pada 21 Desember 1977 dan merupakan anak tertua dari pasangan dokter. Ayahnya, Jean-Michel Macron berprofesi sebagai profesor neurologi dan ibunya, Françoise Noguès-Macron berprofesi sebagai dokter.

Dia menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya di Lycée Henri IV, sekolah bergengsi di Paris.

Macron kemudian melanjutkan studi Filsafat di Université Paris Nanterre dan urusan publik di Science Po, sebelum lulus dari elite École Nationale d'Administration (ENA) pada 2004.

Dia menikah dengan Brigitte Trogneux pada 2007. Brigitte adalah guru drama di sekolah menengahnya. Ketika Macron berusia 17 tahun, dia mengatakan akan menikahinya meskipun saat itu Brigitte telah memiliki tiga anak.

Setelah lulus, Macron bekerja di Kementerian Keuangan Prancis sebagai inspektur. Berkat menjalin hubungan yang kuat, dia dipilih oleh Presiden Nicolas Sarkozy pada 2007 untuk bergabung dengan Komisi bipartisan Attali dalam pertumbuhan ekonomi.

Setelah menjalin hubungan baik dengan Pemimpin Partai Sosialis, François Hollande, Macron menjadi wakil sekretaris jenderal staf senior kepresidenan (Elysée) ketika Hollande terpilih sebagai presiden Prancis pada 2012. Dia ditugasi untuk membantu menengahi kompromi dengan Jerman atas krisis zona euro yang sedang berlangsung kala itu.

Kemudian pada 2014, Macron diangkat sebagai Menteri Ekonomi, Industri, dan Data Digital Prancis.

Seiring berjalannya waktu, Macron merasa semakin bertentangan dengan Hollande. Pada 2016, ia membentuk partai baru bernama En Marche! pada Agustus dan mengumumkan pengunduran dirinya dari perannya sebagai Menteri Ekonomi.

Macron bisa disebut sebagai seorang liberal. Namun, dalam kenyataannya, dia mencoba memadukan para politikus yang memiliki paham berbeda untuk duduk di dalam kabinet.

Sebagai seorang liberal, Macron mencoba mempertahankan nilai-nilai sekuler di negaranya. Namun, di masa pemerintahannya juga dia melihat gesekan antara kelompok sekuler dan Islam semakin sering terjadi.

Dia mencoba menerapkan ajaran sekuler di seluruh sekolah, baik di rumah, sekolah negeri maupun swasta. Bahkan, Macron menyatakan tidak akan melarang ketika majalah Charlie Hebdo akan menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad S.A.W.

Pada November 2016, Macron secara resmi mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden 2017. Meski tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat terpilih, tapi ia memperoleh dukungan dari pihak kiri dan kanan.

Dilansir CNN, pada putaran pertama pemilihan presiden, Macron menerima lebih dari 23 persen suara atas kandidat sayap kanan Marine Le Pen yang hanya berada tipis di bawahnya yakni 22 persen.

Kemudian pada 7 Mei 2017, Macron mengalahkan politikus sayap kanan, Marine Le Pen, dengan memperoleh lebih dari 66 persen suara untuk menjabat presiden Prancis berikutnya. Akhirnya, pada 14 Mei 2017 Macron resmi disumpah sebagai presiden.

Kini kurang dari dua tahun sebelum kampanye presiden berikutnya, Macron mengumumkan bahwa tahun ini pemerintahannya akan mengajukan rancangan undang-undang yang bertujuan untuk memperkuat sekularisme di Prancis guna melawan apa yang digambarkan Macron sebagai "separatisme Islam" di negara itu.

"Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," ujarnya seperti dikutip dari Middle East Eye.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER