Kemenlu Konfirmasi Pernyataan Presiden Prancis soal Islam

CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2020 19:12 WIB
Kemenlu sedang meminta konfirmasi ke KBRI terkait pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait Islam yang menuai kecaman.
Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah. Kemenlu menyatakan sedang meminta konfirmasi ke KBRI terkait pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait Islam yang menuai kecaman. (CNN Indonesia/Natalia Santi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan sedang meminta konfirmasi ke Kedutaan Besar RI terkait pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait Islam yang menuai kritik.

"Sejauh ini akan dimintakan terlebih dahulu laporan yang komprehensif dari KBRI kita di Paris untuk mendapatkan konteks dari pernyataan Presiden Marcon tersebut," kata Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (26/10).

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi, menyarankan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia guna meminta klarifikasi perihal pernyataan kontroversial yang terlontar dari Macron terkait Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"MUI minta kepada Menlu agar segera memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi dan penjelasan komprehensif terkait sikap pernyataan Presiden Macron," kata Muhyiddin dalam keterangan resminya.

Macron memantik perdebatan setelah menyampaikan pernyataan pada Jumat (23/10), pekan lalu. Dia mengatakan "Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Muhyiddin menilai Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamofobia di Eropa saat ini. Menurutnya, tak aneh para pemimpin negara-negara Islam bereaksi keras atas sikap Macron dan meminta untuk menarik pernyataannya.

"Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama Islam," ujarnya.

Meski demikian, Macron menyatakan tetap mempertahankan prinsip sekuler yang diterapkan Prancis.

Macron menyatakan pemerintahannya akan tetap melanjutkan dan menghormati segala perbedaan di dalam perdamaian. Dia menyatakan tidak akan membiarkan ujaran kebencian dan tetap mempertahankan budaya debat untuk mempertahankan pendapat.

"Sejarah kami memperlihatkan perjuangan terhadap tirani dan fanatisme. Kami akan melanjutkannya. Kami akan tetap melanjutkan, akan tetap membela harga diri manusia dan nilai-nilai universal," ujar Macron.

Pernyataan Macron ditanggapi oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dia mengatakan Macron harus memeriksakan kesehatan jiwanya akibat melontarkan pernyataan tersebut.

"Apa masalah individu yang dipanggil Macron dengan Islam dan dengan Muslim? kata Erdogan, "Macron butuh pengobatan mental."

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menuduh Macron, "menyerang Islam" akibat pernyataan tersebut.

"Ini adalah saat di mana Presiden Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi dan marginalisasi lebih lanjut yang pasti mengarah pada radikalisasi," cuit Khan.

"Sangat disayangkan bahwa dia memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih, atau ideologi Nazi," tambahnya.

(ayp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER