Nevada Respons Gugatan Trump soal Penghitungan Suara

CNN | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2020 17:12 WIB
Jaksa Agung Nevada Aaron Ford mengaku tidak merasa lemah menghadapi gugatan calon petahana Donald Turmp terkait tuduhan kecurangan penghitungan suara di sana.
Massa pendukung Donald Trump memprotes penghitungan suara. (Foto: AFP/JEFF KOWALSKY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jaksa Agung Nevada Aaron Ford merespons langkah calon petahana Donald Trump yang melayangkan gugatan ke Mahkamah Agung untuk menghentikan penghitungan suara dalam pemilu di Nevada, Pennsylvania, dan Georgia.

"Kami tidak merasa lemah. Jika anda melihat rekam jejak kami, kami sudah pernah melawan Pak Trump," ungkap Ford kepada CNN, dikutip Kamis (5/11).

Ia mengatakan pihaknya sudah pernah menghadapi Trump di meja hijau ketika digugat beberapa kali perkara pemilu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Trump) Sudah pernah menggugat kami dua, mungkin tiga kali," katanya.

"Dan setiap kali (digugat) kami dapat bekerja sama dengan jaksa wilayah ... dan melawan gugatan tersebut," lanjutnya.

Ford menyebut, gugatan terakhir dilayangkan pada bulan lalu. Dalam gugatannya, tim kampanye Trump bersama Partai Republik Negara meminta penghitungan suara yang sudah masuk dihentikan. Namun gugatan tersebut ditolak.

Kala itu, mereka mengklaim perangkat komputer yang dipakai untuk mencocokkan tanda tangan pemilih tidak optimal. Kemudian proses penghitungan yang dapat diawasi pengamat juga dikritik.

Infografis Mengenal Sistem Pemilihan dalam Pemilu ASFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Infografis Mengenal Sistem Pemilihan dalam Pemilu AS

"Kami sebenarnya memiliki pengaman untuk mencegah kecurangan, seperti verifikasi tanda tangan dan kode barcode unik yang juga menjadi bagian dari proses (penghitungan suara) di sini," ungkapnya.

Ia pun optimis mekanisme penghitungan suara yang dilakukan Nevada akan kuat melawan tantangan hukum dari pihak Trump.

Sejauh ini, media AS masih melakukan penghitungan suara di Nevada dan negara bagian lain, seperti Pennsylvania, North Carolina, Georgia.

Mengutip penghitungan The Guardian per Kamis (5/11), pukul 15.17 WIB, posisi Joe Biden-Kamala Harris masih unggul dengan 264 suara elektoral. Jalannya memenangkan pilpres ini tinggal menunggu 6 suara elektoral lagi.

Sedangkan posisi Trump masih tertinggal di 214 suara elektoral. Selisihnya kian jauh setelah Arizona, Wisconsin dan Michigan berpaling mendukung Partai Demokrat.

(ans/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER