Harap-harap Cemas Pendukung Joe Biden Menanti Hasil

CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2020 01:52 WIB
Banyak pendukung Joe Biden mengaku cemas dan lebih sering mengecek ponsel memastikan hasil Pilpres AS 2020.
Banyak pendukung Joe Biden mengaku cemas dan lebih sering mengecek ponsel memastikan hasil Pilpres AS 2020. (AP/David Goldman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penduduk dan pendukung Joe Biden di kampung halaman capres tersebut di Wilmington, tengah harap-harap cemas menunggu hasil Pilpres AS 2020 yang belum juga rampung sejak hari pemilihan pada 3 November lalu.

Mereka menjadi lebih sering mengecek ponsel dan situs berita, berharap pilihan mereka membirukan negara bagian yang kini menjadi penentu kemenangan. Namun rasa lelah menanti tak bisa mereka tepis begitu saja.

"Ini melelahkan. Saya mungkin hanya tidur dua jam sejak Selasa [3/11]," kata Zanthia Oliver, pendukung Biden yang berusia 55 tahun dan baru saja terpilih untuk masa jabatan kedua di Dewan Kota Wilmington.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Kamis (5/11) pagi waktu Indonesia, Joe Biden semakin mendekati ambang batas kemenangan yaitu 270 suara elektoral. Sejumlah pihak menghitung Biden telah mengantongi 264, sedangkan yang lain sebesar 253. Sedangkan Trump mengantongi 213.

Akan tetapi, selisih yang tipis dengan batas kemenangan itu terhambat dari kubu Donald Trump yang menyerukan permohonan penghentian penghitungan suara di sejumlah negara bagian dan disusul beberapa demonstrasi oleh pendukungnya ke 'KPU' setempat.

Di tengah ketegangan dan frustrasi menunggu kemenangan yang ada di depan mata, Oliver berusaha mengalihkan perhatiannya agar ia tak semakin jatuh dalam stres.

"Saya hanya menjalankan beberapa tugas, saya hanya berusaha untuk tetap sibuk," katanya.

Oliver mengakui, ia sepanjang malam menerima telepon dari sejawat ataupun teman-temannya terkait perkembangan hasil pemilu.

"Pukul 2 pagi, saya minum teh yang membuat kantuk. Tiga pagi saya makan pisang, saya mencuci baju. Pasti karena adrenalin karena saya tidak bisa tidur," kata Oliver.

Sementara itu, pendukung Biden lainnya di kota yang pernah ditinggali capres tersebut selama tiga dekade, memilih melakukan pendekatan yang lebih filosofis menghadapi penantian penuh ketegangan ini.

(COMBO) This combination of pictures created on October 22, 2020 shows US President Donald Trump (L) and Democratic Presidential candidate and former US Vice President Joe Biden during the final presidential debate at Belmont University in Nashville, Tennessee, on October 22, 2020. (Photos by Morry GASH and JIM WATSON / AFP)Persaingan antara Donald Trump dan Joe Biden memenangkan Pilpres AS 2020 berlangsung sengit.: (Morry GASH and JIM WATSON / AFP)


"Tak ada yang bisa dilakukan selain berharap hanya yang terbaik," kata Deon Backus yang berusia 58 tahun. Ia mengaku mengisi penantian kemenangan Biden hanya dengan menyalakan-mematikan televisi memantau perkembangan berita.

"Saya hanya melihat 15 menit di saluran ini, 20 menit di yang lain. Saya tidak stres karena itu. Istri saya, dialah yang bikin ini jadi heboh, bukan saya," tambahnya.

Jason Williams yang berusia 38 tahun juga terus memantau berita melalui aplikasi di ponselnya. "Setiap beberapa menit, saya selalu mengeceknya," katanya.

"Saya sedikit cemas. Saya ingin tahu siapa yang akan menjadi presiden. Saya rasa semua orang merasa gila karena ini," kata Williams.

Sedangkan di sisi lain kota tersebut, di the Chase Center Riverfront yang menjadi markas dari kampanye Biden, ratusan jurnalis dari berbagai media di seluruh dunia juga sama lelahnya menanti hasil.

Di sela-sela siaran dan tenggat waktu menulis berita, sejumlah jurnalis menghabiskan waktu santai di hotel dekat lokasi, membahas peluang Biden menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat.

Sementara itu, bila Williams mengira mereka akan bisa mendapatkan jawaban pada Jumat (6/11), penduduk Wilmington lainnya bersiap menunggu lebih lama.

"Saya harap Joe benar-benar menang," kata Backus.

"Namun saya pikir mungkin akan ada hasilnya dalam satu setengah hingga dua pekan lagi. Dan kemudian masih harus bolak-balik di pengadilan," lanjutnya merujuk upaya gugatan hukum dari Trump.

(afp/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER